Adalah Ke-Esa-an Allah pada segala perbuatan.
Ketahuilah oleh engkau wahai salik bahwa segala perbuatan apapun yang terjadi dan berlaku di dalam alam ini pada hakikatnya adalah Af'al (Perbuatan) Allah ta'ala, sama saja perbuatan itu baik maupun jahat adalah perbuatan Allah jua.
- Perbuatan baik, yaitu perbuatan yang baik pada rupa dan pada hakikatnya, seperti iman dan takwa.
- Perbuatan Jahatt, yaitu perbuatan yang jahat pada rupa tapi tidak pada hakikatnya, seperti kafir dan maksiat. Kafir dan maksiat pada hakikatnya baik juga karena terbit dari yang baik yaitu dari Allah.
Dan tiap-tiap yang terbit dari Allah itu baik. Ingatlah bahwa segala yang terjadi di alam semesta ini pasti ada manfaatnya, karena Allah tidak menjadikan sesuatu dengan sia-sia. Salah satu contoh adalah Allah menciptakan nyamuk, dan nyamuk diciptakan hanya untuk berbuat jahat yaitu menghisap darah. Tapi walaupun hanya menghisap darah, nyamuk tetap mempunyai manfaat.
Qs.2:26; Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini? Dengan itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan itu selain orang-orang fasik.
Qs.3:191;...Tidaklah Engkau jadikan semua ini dengan sia-sia, maha suci Engkau.
Cara Musyahadah (menyaksikan) Tauhid Af'al adalah, yaitu;
Engkau syuhud (pandang/saksikan) dan diyakinkan di dalam hati bahwa segala perbuatan yang menurut kita baik dan jahat itu semua terbit dari Allah. Jadi kenalilah dan saksikanlah bahwa Allah ta'ala itulah pelaku dibalik segala af'al (perbuatan) yang terjadi di alam semesta ini.
Dalil yang menunjukkan bahwa segala perbuatan itu terbit dari Allah dan tidak dari selain-Nya, yaitu;
Qs.Ash shoffat:96; Allah yang menjadikan kamu dan apa yang kamu perbuat.
Syekh sulaiman Al jazuli rohimahullah menjelaskan dalam kitab dalailul khoirot, bahwa Tidak ada dari seseorang dan dari seluruh hamba-Nya suatu perkataan, perbuatan, gerak dan diam melainkan sudah lebih dahulu pada ilmu (pengetahuan) Allah ta'ala, Qodho dan Qodrat (ketentuan dan kehendak) Nya.
Qs.9:51;Katakanlah, tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman.
Qs.57:22-23; Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (lauh mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.
Dan dalil-dalil lainnya;
Qs.4:108, 8:41, 11:92; Allah ta'ala berfirman dengan perkataan yang sama, yaitu; Dan Allah meliputi apa yang kamu kerjakan.
Qs.8:17; Tidaklah kamu yang melempar tetapi Allah-lah yang melempar ketika engkau melempar.
Qs.10:22; Dialah Allah yang menjadikan kamu dapat berjalan didaratan.
Qs.26:78-81;Yang telah mejadikan aku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku, dan yang memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku, dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku.
Qs.53:43; Dan sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.
Dan Sabda nabi Muhammad saw;
laahaula wala quwwata illa billahil Aliyyil Adziim /
Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan Allah yang maha tinggi, maha agung.
Dan lagi Sabda nabi saw;
laa tataharroka dzarrotun illaa bi iznillah /
Tiada bergerak suatu zarroh pun melainkan dengan izin Allah.
Dan Sabda nabi saw;
Sesungguhnya Allah yang menjadikan semua pekerja dan pekerjaannya. (HR. Al Hakim).
Dan suatu isyarat dari nabi kita Muhammad saw, yaitu tidak pernah mendo'akan kehancuran kaum Quraisy yang telah menyakiti dirinya. Hal ini karena beliau musyahadah (memandang) bahwa perbuatan itu dari Allah.
Dan Allah berfirman kepada nabi Muhammad saw di Qs.10:65; Dan janganlah engkau sedih oleh perkataan meraka. Sungguh, kekuasaan (akan perkataan mereka) itu seluruhnya milik Allah. Dia maha mendengar, maha mengetahui.
Apabila engkau senantiasa musyahadah (menyaksikan) yang seperti yang demikian ini dengan penuh keyakinan, niscaya engkau terlepas dari bahaya syirik khofi dan mendapat maqom wihdatul af'al yang artinya meng-Esa-kan Allah ta'ala pada segala perbuatan sehingga fana' (lenyap) segala perbuatan makhluk termasuk perbuatan dirinya, karena nyatanya perbuatan Allah yang Maha Nyata. Jadi, engkau saksikan dengan jelas bahwa segala wujud majazi ini hilang sirna dan lenyap tiada arti dibawah Nur Wujud Allah yang sebenarnya. Seperti tiada arti cahaya lilin yang dinyalakan dibawah Cahaya Wujud Matahari.
Dari berbagai uraian ini, maka kita ketahui bahwa sama saja perbuatan itu baik ataupun jahat pada hakikatnya dari Allah ta'ala jua.
Dalil yang menunjukkan akan hal ini didasarkan atas hadits nabi saw, di dalam do'a beliau;
Allahumma innii 'audzu bika minka / yaa Allah, Aku berlindung dengan Engkau dari Engkau. (HR. Abu Daud dari Ali bin Abi tholib)
Dan dalam riwayat lain nabi bersabda;
Allahumma inni 'audzu bika min syarri maa kholaq / Yaa Allah, aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan yang engkau jadikan.
Dan hal ini juga sesuai firman Allah Qs.113:1-2; Qul a'udzu bi robbil falaq, min syarri ma kholaq / Katakanlah: aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh dari kejahatan yang Dia jadikan.
Maka kalau sekiranya kejahatan itu bukan dijadikan Allah, maka tidak mungkin nabi mengucapkan do'a demikian. Jadi, jelaslah bahwa perbuatan baik dan jahat pada hakikatnya dari Allah.
Dan Dalil-dalil lainnya;
Qs. Annisa' 4: 78; Dimanapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada dalam benteng yang tinggi dan kokoh. JIKA MEREKA MEMPEROLEH KEBAIKAN, MEREKA MENGATAKAN "INI DARI ALLAH", DAN JIKA MEREKA MENDAPAT KEBURUKAN MEREKA MENGATAKAN, "INI DARI ENGKAU". KATAKANLAH SEMUANYA DARI ALLAH. MAKA MENGAPA ORANG-ORANG ITU (ORANG-ORANG MUNAFIK) HAMPIR-HAMPIR TIDAK MEMAHAMI PEMBICARAAN (INI SEDIKITPUN)?
Qs. Al-A'rof 7:131; Kemudian apabila KEBAIKAN datang kepada mereka, mereka berkata, "ini adalah karena (usaha) kami". Dan jika mereka mendapat KESUSAHAN, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan pengikutnya. KETAHUILAH, SESUNGGUHNYA NASIB MEREKA DITANGAN ALLAH, namun kebanyakan mereka tidak mengetahui.
Qs.10:107;Dan jika Allah menimpakan suatu Bencana (keburukan/kejahatan) kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki Kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan Kebaikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba Nya. Dia maha pengampun, maha penyayang.
Qs.27:47; Mereka menjawab, kami mendapat nasib yang Buruk disebabkan oleh kamu dan orang-orang yang bersamamu. Dia berkata, "Nasibmu ada pada Allah, tetapi kamu adalah kaum yang sedang diuji".
Qs.28:68;Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka (manusia) TIDAK ADA PILIHAN. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
Qs.33:17; Katakanlah, siapakah yang dapat melindungi kamu dari Allah jika Dia menghendaki Bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu? Mereka itu tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah.
Qs.43:32; Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? KAMILAH YANG MENENTUKAN KEHIDUPAN MEREKA DALAM KEHIDUPAN DUNIA, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
Qs.48:14;Dan hanya milik Allah kerajaan langit dan bumi. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki, dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah maha pengampun, maha penyayang.
Qs.64:11;Tidak ada suatu Musibah yang menimpa kecuali dengan izin Allah.
Sebagian Arifbillah membuat perumpamaan untuk memahami hal ini, yaitu seperti; Wayang yang dimainkan oleh dalang dengan berbagai macam gerak. Jadi wayang itu tidak mempunyai perbuatan sendiri, dan berbagai macam gerak wayang itu adalah mazhar (kenyataan) dari dalang itu sendiri. Maka seperti itulah antara hamba dengan Tuhannya.
Walaupun segala perbuatan, gerak dan kejadian pada hakikatnya adalah dari Allah jua, maka janganlah engkau melanggar syariat nabi kita Muhammad saw dan tetap teguhlah dalam Takwa (mengerjakan segala yang diperintahkan Allah dan Rosul-Nya serta menjauhi segala yang dilarang-Nya). Jadi janganlah sekali-kali menafsirkan bahwa gugur taklif syara' (tidak ada kewajiban hukum syariat). Apabila engkau beiktiqod (berkeyakinan) demikian, jadilah engkau kafir zindik. Na udzubillahi min dzalik.
Oleh karena itu, istiqomahlah dalam melaksanakan syariat nabi Muhammad saw dan juga tetaplah engkau Musyahadah dengan mata hatimu secara terus menerus berkekalan bahwa segala Kebaikan dan Keburukan adalah dari Allah jua. Sehingga lepaslah engkau dari syirik khofi (syirik yg halus tidak kelihatan). Apabila engkau memandang dirimu masih merasa ada suatu perbuatan pun, maka itulah syirik khofi walaupun engkau tidak berbuat syirik jalli (syiri yang nyata).
Allah ta'ala berfirman;
Qs.yusuf:106; Sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan (masih) dalam keadaan menyekutukan-Nya (dengan memandang Wujud dan perbuatan selain Allah).
Karena itulah sayyid umar bin Al Farid rohimahullah berkata;
"Andaikata terlintas didalam fikiranku suatu kehendak yang lain dari Mu karena lalai (lupa), maka aku sebut diriku ini dengan murtad".
Dan syekh Abu Abbas Al Mursi rohimahullah berkata;
"Andaikata aku terhijab (terlupa) dari Tuhanku meskipun sekejap mata, maka tidaklah lagi aku termasuk manusia".
Jadi, engkau disebut musyrik apabila engkau tidak mengikuti jalan mukmin yang sebenarnya. Dan jalan mukmi itu adalah memandang bahwa Tiada yang berbuat, yang hidup, dan yang Maujud dalam wujud ini hanya Allah ta'ala sendiri. Maka apabila engkau mengikuti jalan mukmin yang sebenarnya barulah engkau disebut mukmin yang benar dan lepaslah engkau dari syirik khofi, serta keluarlah engkau dari yang disebut Allah dengan musyrik. Dan jadilah engkau Ahli Tauhid yang benar yang disegerakan surga di dalam dunia ini. Serta patutlah atas engkau dimuliakan oleh Allah dalam akhirat.
Allah ta'ala berfirman;
Qs. Arrohman:46; Dan dua surga bagi siapa saja yang takut saat menghadap Tuhannya.
Surga pertama adalah surga Musyahadah (menyaksian) Allah yang di dapat dari Ma'rifatullah di dunia ini. Surga kedua adalah surga Akhirat yang disebutkan oleh Allah ta'ala di dalam alqur'anul karim.
Syekh Al 'alimul Allamah Al Bahrur Ghoriq Marlan Abdullah ibnu Hijazi As Syarqowi Al Mishri rohimahullah, berkata; Barang siapa yang telah memasuki surga ma'rifatullah di dunia ini, niscaya tiada berhasrat lagi kepada surga akhirat yang berupa bidadari, istana, dan segala sesuatu yang disana. Hasratnya hanya ingin sedekat-dekatnya pada hadirat Allah dan Rukyatullah (melihat Allah). Maka nikmat yang paling tinggi di akhira adalah Rukyatullah, sebagaimana firman Allah;
Qs.75;22-23; Wajah-wajah orang mukmin pada hari itu berseri-seri, melihat Tuhannya.
Jadi jauh sekali perbedaannya antara nikmat Rukyatullah (melihat Allah) dibandingkan nikmat seperti bidadari, istana, dan segala sesuatu yang ada disana.
Begitu pula tentang Musyahadah (menyaksikan) Allah di dunia ini dalam arti ma'rifatullah yang telah terbuka pada hati orang-orang yang Arifbillah, itu hanya sebagian kecil saja dibandingkan dengan Rukyatullah di akhirat kela. Walaupun demikian, niscaya mereka akan mendapatkannya karena mereka telah menyaksikan Allah di dunia ini. Seperti firman Allah:
Qs.17:72; Barang siapa buta didunia ini, maka di akherat lebih buta dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.
Dari ayat ini, dapat kita ketahui bahwa mereka para Arifbillah telah mendapat jaminan dari Allah karena mereka tidak buta terhadap-Nya di dunia ini.
Suatu perkataan dari Arifbillah Maulana syekh Abdul Wahab Sya'roni qoddasallahu sirrahu dalam kitab jawahirul wad daruri, ia menukil dari perkataan syekh Al Akbar Muhyiddin Ibnu Arabi rohimahullah, yaitu bahwa;
Segala Akwan (keadaan/kejadian) ini adalah dinding yang mendidingi kita dari HAQ ta'ala. Padahal hanya HAQ ta'ala inilah yang berbuat dibalik hijab semua akwan ini. Seperti; bayang-bayang kayu di dalam air sungai yang seakan-akan merintangi jalannya perahu. Adapun perahu yang tidak mau melewatinya, karena menyangka itu kayu yang sebenarnya, maka ia telah terhijab. Jadi barang siapa terbuka hijab niscaya dilihatnya bahwa yang berbuat pada segala perbuatan itu adalah Allah ta'ala sendiri. Dan barang siapa tidak terbuka hijab, maka ia terdinding dari akwan ini, sehingga ia tidak mampu memandang Fa'il (pelaku) yang sebenarnya yaitu Allah.
No comments:
Post a Comment