Sunday 12 April 2015

CARA MENDAPATKAN ILMU DARI LANGIT

“Allah telah menurunkan air (Ilmu) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan bagi yang benar dan yag batil. Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya, adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi, demikianlah Allah membuat perumpamaan (Ar-Ra’d). 

Air ibarat Ilmu. 
Lembah - lembah Ibarat Hati 

Ilmu yang diturunkan Allah dari langit untuk kehidupan hati diserupakan dengan air hujan yang diturunkan-Nya untuk kehidupan bumi dengan tumbuh-tumbuhan, dan hati diserupakan dengan lembah. Tapi Arus air yang mengalir di lembah, membawa buih dan sampah. Bila kita tidak bisa menghilangkan Sampah-sampah atau buih - buih itu maka ilmu yang didapatkan malah bisa akan menjerumuskan bahkan akan mengakibatkan Kesombongan. seolah-olah menganggap dirinya Tuhan, Ana Robbiyal A'la (akulah Tuhan tertinggi), padahal mereka hanyalah menjadi budak nafsu. maka terkadang kebanyakan orang yang memiliki banyak pengetahuan maka bertambahlah kesombongannya. Karena itulah Allah berfirman; Apakah kamu pernah melihat orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhannya.(Qs.45:23) 

Mengenai matsal nari dikemukakan dalam firman-Nya, “dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api”, logam, baik emas, perak, tembaga maupun besi, ketika dituangkan ke dalam Api, maka akan menghilangkan kotoran, karat, yang melekat padanya dan memisahkannya dari substansi yang dapat dimanfaatkan, sehingga hilanglah karat itu dengan sia-sia oleh hati orang mukmin sebagaimana arus air meghanyutkan sampah atau api melemparkan karat logam. 


Lalu bagaimana Cara menghilangkan Sampah - sampah atau buih - buih yang terbawa aliran air itu ke dalam Hati kita, atau Bagaimana Caranya Membakar Logam agar karat menghilang sehingga menjadi Perhiasan di dalam Hati? 


Hati dapat diperumpamakan sebagai sebuah Telaga dan Panca Indera sebagai Tujuh anak sungai yang terus-menerus melimpahkan air ke dalam telaga itu. Untuk menemukan kandungan Perhiasan murni yang sesungguhnya dari hati maka ke-Tujuh anak sungai itu harus dibendung, ditutup lalu dibakar, setidak-tidaknya untuk sementara waktu dan kotoran-kotoran / karat-karat yang telah dilimpahkan kedalam telaga itu harus dibuang dan dibakar. Dengan kata lain, jika kita ingin mencapai Kebenaran Spiritual yang murni, Nur Ma'rifat yang Sejati, maka untuk sementara waktu kita harus menyampingkan Pengetahuan yang telah kita peroleh dengan proses eksternal (seperti baca buku-buku, perkataan guru-guru) yang sering menjadi Prasangka yang dogmatis. 

Inilah matsal ma’I dalam firman-Nya “Allah telah menurunkan air (Ilmu) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih (Sampah) yang mengembang (di Hati). 


Setelah semua lubang Panca inderawi kita ditutup, maka buih atau sampah atau karat akan hilang dan yang tinggal di dalam Hati (bumi) adalah yang bermanfaat untuk manusia. sebagaimana Firman-Nya; 

"buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya, adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi, demikianlah Allah membuat perumpamaan (Ar-Ra’d)."

No comments:

Post a Comment