Imam Bukhori meriwayatkan bahwa Masruq bertanya kepada Aisyah r.a; Wahai ibunda, apakah Muhammad SAW telah Melihat Tuhannya?
Aisyah menjawab; Rambutku menjadi kering karena ucapanmu itu. Kamu termasuk yang mana di antara ketiga orang yang berbohong? Yaitu barang siapa mengatakan bahwa Muhammad telah Melihat Tuhannya maka dia berbohong.
Kemudian Aisyah membacakan ayat; Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Maha halus lagi Maha Mengetahui.(Qs.Al An'am;103) dan ayat; Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengannya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir.(Qs. Asy-Syura:15)
Tapi pernyataan ini bukanlah dari hadits nabi, pernyataan ini adalah tafsir Aisyah.
Aisyah r.a; hanya menarik kesimpulan berdasarkan pemahaman terhadap ayat Qs. Al An'am:103. Sementara para sahabat nabi yang lain tidak menyetujui pendapat Aisyah r.a ini.
Jika seorang sahabat Rosulullah SAW mengeluarkan suatu pernyataan, lantas para sahabat yang lain tidak menyetujuinya maka pernyataan itu bukanlah dalil yang disepakati.
Diriwayatkan oleh Nasa'i dengan sanad yang sahih melalui Ikrimah bahwa Ibnu Abbas r.a ditanya; Apakah beliau (Nabi SAW)
telah melihat Tuhannya? Maka ibnu Abbas r.a menyampaikan jawabannya; "Ya." Al Hakim menilai riwayat ini sahih.
Tirmidzi meriwayatkan melalui jalur sanad al-Hakam ibn Abban dari Ikrimah bahwa Ibnu Abbas r.a, berkata; Muhammad SAW telah Melihat Tuhannya.
Aku (ikrimah) bertanya kepada ibnu Abbas; Bukankah Allah berfirman;
Dia tidak dapat dicapai oleh Penglihatan mata? (Qs. Al An'am:103)
dia (Ibnu Abbas r.a) menjawab; Dasar kamu! Ketika Dia menampakkan diri dalam Wujud Cahaya-Nya yang mana Dia sendiri adalah Cahaya-Nya, maka beliau telah melihat Tuhannya dua kali.
Dan Abdurrazaq meriwayatkan dari Ma'mar bahwa Al-Hasan bersumpah bahwa Muhammad SAW telah melihat Tuhannya.
Dan Ibnu Khuzaimah juga meriwayatkah bahawa Urwah ibn Zubair r.a menyatakan bahwa Muhammad SAW telah Melihat Tuhannya, dan dia sangat gusar jika mendengar bantahan Aisyah r.a terhadap hal ini.
Ibnu Khuzaimah juga meriwayatkan bahwa Anas r.a berkata; Muhammad SAW telah melihat Tuhannya.
lalu Apakah Nabi Muhammad Melihat dengan Mata Kepalanya ataukah dengan Mata Hatinya?
Diriwayatkan Muslim melalui jalur sanad Abu Aliyah bahwa dalam menafsirkan Firman Allah;
Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Dan sesungguhnya dia telah melihat-Nya pada waktu yang lain. (Qs. An Najm: 11 & 13).
Ibnu Abbas r.a berkata; Beliau (Nabi SAW) Melihat Tuhannya dengan Hatinya.
Dan Muslim juga meriwayatkan melalui jalur sanad Atha' bahwa Ibnu Abbas r.a berkata; Beliau (Nabi SAW) Melihat-Nya dengan hatinya.
Pendapat Ibnu Abbas r.a yang paling jelas diriwayatkan Ibnu Mardawaih melalu jalur sanad Atha' bahwa Ibnu Abbas r.a berkata; Rosulullah SAW tidak Melihat-Nya dengan matanya, Beliau Melihat-Nya hanya dengan Hatinya.
Melihat keterangan ini, kita dapat memadukan antara pendapat Ibnu Abbas r.a dan pendapat Aisyah r.a, dengan mengartikan bahwa Aisyah membantah Rosulullah Melihat Tuhannya dengan Matanya, dan Ibnu Abbas menyatakan bahwa Beliau (Nabi SAW) Melihat-Nya dengan Hatinya saja.
kemudian, Pengertian Melihat dengan Hati (Fu'ad) bukan berarti sekedar mengetahui atau merasa saja karena kalau hanya merasa atau mengetahui saja maka Beliau sudah senantiasa Mengetahui Allah. Jadi Melihat ini sebagaimana layaknya Melihat dengan mata, yakni Citra Objek yang dilihat terlihat jelas dalam benak.
Lagipula, melihat tidak harus dilakukan dengan mata, meskipun memang menurut kebiasaan, dilakukan dengan mata.
Muslim Meriwayatkan bahwa Abu Dzarr r.a bertanya kepada Nabi SAW mengenai hal ini; Apakah Tuan Melihat Tuhan, Lantas beliau menjawab, Adalah suatu Cahaya yang aku lihat.
Imam Ahmad pun meriwayatkan dari Abu Dzar r.a bahwa Rosulullah SAW bersabda; Aku melihat Suatu Cahaya.
Ibnu Khuzaimah juga meriwayatkan bahwa Abu Dzar r.a berkata; Beliau (Nabi SAW) Telah Melihat-Nya dengan Hati, Beliau tidak Melihat-Nya dengan Matanya.
Dari keterangan tersebut jelas bahwa Mata Nabi Melihat Cahaya-Nya dan Hatinya Melihat Allah Yang Meliputi Sidrotul Muntaha, Yang Meliputi Segala sesuatu.
Qs.An Najm:16; Sidrotil Muntaha diliputi oleh yang Meliputinya.
Qs.4:126; Dan Allah maha Meliputi segala sesuatu.
Allah berfirman;
Qs. An Najm 53:18-20 ; Sungguh, dia (Muhammad SAW) Telah Melihat Tanda Tuhannya yang Paling Besar. Maka apakah kamu patut menganggap (Tuhan) Al Lata dan Al - Uzza, dan Manat, yang ketiga yang paling kemudian (sebagai Tuhan).
Dari hadits Abu Dzar maka Tanda yang dilihat Nabi Muhammad SAW di Sidrotul Muntaha (Perjalanan Terakhir) adalah Cahaya-Nya.
Dan ketika Nabi sudah Melihat Tanda Tuhannya maka apakah kamu patut menganggap Tuhan yang lain Al Lata, Al Uzza, dan Manat.
Nabi Muhammad saw ada bersabda yang bermaksud:Tirai-Nya adalah nur yang seandainya terangkat pasti keagungan Dzat-Nya akan membakar makhluk yang terpandang oleh-Nya. Sahih Muslim Bk.1, 228
ReplyDelete