Sunday, 12 April 2015

Siapa Aku? Siapa Diriku?

Siapa Aku? Siapa Diriku? Apakah Aku adalah diriku? Apakah diriku bukanlah Aku? Jika Aku adalah diriku dan sebaliknya diriku adalah Aku, mengapa tidak sedikit dari kita yang menolak diriku sebagai Aku? Pernahkah mendengar ungkapan seperti, “Maaf, Aku tidak bermaksud demikian..” Bila, Aku tidak bermaksud melakukan sesuatu, jadi siapa yang melakukan itu? Diriku, tapi bukan Aku, bukan? Setidaknya, sampai di sini Aku bisa dipahami berbeda dengan diriku, karena Aku tidak selalu sejalan dengan diriku. Karena itu, Siapa Aku?Siapa diriku?
_______________________________________________________________________________________
Membedakan Aku dan diriku bukanlah hal yang mudah, dan bukan memisahkan keduanya karena itu tidak mungkin untuk dilakukan. Aku bukanlah diriku atau sebaliknya juga bukan membantah kebenaran bahwa Aku adalah diriku dan sebaliknya. Bingung? Tidak harus demikian jika Aku mengenal aku dan diriku dengan baik, maksudnya sungguh-sungguh mengenal. Namun siapakah di antara kita yang sungguh-sungguh mengenal dirinya dengan baik? Seseorang bisa berkata, “Aku tahu yang ku mau.” Apakah karena tahu yang ku mau maka seseorang bisa dikatakan mengenal aku dan diriku dengan baik? Apakah seseorang yang dimaksud itu tahu yang ia mau esok, lusa, bulan depan, dan seterusnya? Seorang ibu sudah membuat draft belanjaan sebelum pergi ke mall. Ia sudah ‘tahu yang ia mau’ (anggaplah mau=butuh). Setelah di mall, apakah ada kemauan pun kebutuhan lain di hatinya begitu melihat apa-apa yang ditawarkan mall tersebut kepada para pengunjungnya? Keinginan/kebutuhan yang sama sekali tidak/belum ada ketika menyusun draft belanjaannya di rumah? Bagaimana bila si ibu bukan ke mall, tapi ke pasar lokal? Apakah ada kemungkinan beda signifikan (mencolok) antara keinginan yang muncul di mall dengan yang muncul di pasar tersebut? Apa yang mempengaruhi? dan Bagaimana Pengaruh itu masuk ke dalam Keinginan? Pernahkah kita memikirkan hal sedemikian dan berkesimpulan bahwa bukannya keinginan/kebutuhan ‘yang muncul kemudian di mall/pasar’ itu tidak ada saat masih di rumah, hanya tidak disadari sebelumnya? Dari semua yang bisa saya pikirkan tentang ini, saya berkesimpulan bahwa apa yang kita ketahui tentang Aku dan diriku itu terbatas dan Ter-pengaruhi dalam waktu dan ruang tertentu, Sehingga Aku yang demikian bukanlah Diriku yang Sejati. karena Diri yang sejati tidak terpengaruhi oleh ruang dan waktu. Siapa Aku, siapa diriku ialah Aku dan diriku dalam penggalan-penggalan keberadaan di dalam waktu dan ruang. Bagi si ibu tadi, waktu itu adalah ’saat berada di rumah’ dan ’saat berada di mall/pasar’; ruang itu adalah ‘rumah’ dan ‘mall/pasar’. Karena itu, bagi seseorang yang ingin mengenal Aku dan diriku dengan sungguh-sungguh, harus mengetahui seluruh penggalan-penggalan itu kemudian menyimpulkannya, Siapakah Aku, Siapakah diriku? Dan, tidak seorang pun yang tahu semua itu bagi dirinya, bukan? Kecuali dirinya mau memutuskan semua Pengaruh-pengaruh Ruang dan Waktu. Lalu bagaimana Caranya Memutuskan pengaruh-pengaruh itu, sehingga aku yang kita kenal bukan aku yang dipengaruhi oleh ruang dan waktu.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Pernahkah sebelumnya anda bertanya tentang siapa anda? Siapa diri anda? Jika pernah, semoga anda masih mengingat itu sekarang karena anda akan menanyakan itu sekali lagi sekarang, saat ini, di sini. Apakah jawabannya masih sama dengan yang dulu? Apakah Akuyang dulu adalah Aku yang sekarang? Bagaimana dengan diri anda, apakah diri anda yang sekarang masih seperti diri anda yang dulu? Aku masih seperti yang dulu, aku tidak akan pernah berubah untukmu, sayang…dan berbagai ungkapan tentang aku setidaknya bisa menunjukkan bahwa aku bukanlah diriku yang pasti mengalami perubahan di dalam ruang dan waktu. Diriku adalah keberadaan aku, namun tidak sebaliknya. Jika diriku yang sekarang adalah ‘hasil’ yang dipengaruhi oleh serangkaian proses termasuk segala keputusan aku di masa lalu, maka demikian juga diriku di masa depan adalah hasil dari Pengaruh proses yang sama, proses yang melibatkan dan terlibat dalam banyak hal, faktor-faktor yang bisa disadari bahkan tidak disadari. Siapapun diriku saat ini, bagaimanapun diriku dikenal dan dipahami, oleh aku pun anda bahkan mereka, akubukanlah diriku. karena Diriku hanyalah Pengaruh gambaran dari siapa aku yang tidak mewakili aku seutuhnya. Diriku ada ketika aku dilahirkan, dan ketika aku Mati apakah ada aku. kalau ada aku, ketika aku mati apakah aku itu adalah Diriku yang sejati. karena ketika aku mati tidak ada lagi yang mem-Pengaruhi, karena semua Pintu untuk masuk dan mempengaruhi aku telah tertutup. Kalau begitu, apakah aku harus mati dahulu untuk menutup semua pengaruh-pengaruh dari ruang dan waktu, sehingga aku bisa mengetahui Siapa Diriku yang Sejati? 
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Siapa Aku? Entahlah… Aku kini berada dalam ruang dan waktu. Keduanya, aku dan dirikuawalnya menjadi ada bukan karena dari Pengaruh keinginan aku pun diriku. Karena Pengaruh keinginan siapa? Karena Pengaruh keinginan apa? Yang jelas, yang aku pahami, bukan karena Pengaruh keinginan kedua orang tuaku. Mereka hanya menginginkan seorang anak, tapi tidak bisa menentukan anak itu adalah aku ataupundiriku. Karena itu, tidak heran jika ada orang tua yang membuang anaknya. Ada orang tua yang menolak dan menyia-nyiakan anaknya. Seperti aku bukanlah dirikuaku bukanlahanak ituAnak itu adalah diriku, bukan aku. Karena aku ada bukan oleh Pengaruh kehendak mereka. Lalu siapa Aku yang Sejati, aku yang tidak Terpengaruh oleh kehendak mereka, aku yang tidak ter-Pengaruh pada apapun, termasuk pilihan-pilihan bahkan keinginan-keinginan aku dan aku-aku yang lain, termasuk kedua orang tua aku…?
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -  - - - - - - - - - - - - - - - - -
Maka siapa Aku dan dirikuAku menemukan dirikudiriku memahami aku, hanya di dalam diriku. Karena itu, yang tersisa kini bukan tentang aku pun diriku yang terbatas ruang dan waktu lagi, aku yang senantiasa berubah tergantung tempat, ruang dan waktu. Namun, tentang Aku atau Diri yang Sejati. Tentang Aku yang tidak terpengaruhi oleh keinginan, atau kehendak dari diriku, atau kehendak orangtuaku, atau kehendak dari orang lain dan pada apapun juga.
Jadi Sekali lagi, saya berkesimpulan bahwa apa yang kita ketahui tentang aku dan dirikuitu terbatas dan Ter-pengaruhi dalam waktu dan ruang tertentu, maka aku yang demikian bukanlah Diriku yang Sejati. karena Aku yang sejati tidak terpengaruhi oleh ruang dan waktu.
Aku yang sejati adalah Aku yang telah ter-Putus dari semua Pengaruh-pengaruh Ruang dan Waktu.
Lalu bagaimana Caranya Memutuskan pengaruh-pengaruh itu, sehingga aku yang kita kenal bukan Aku yang dipengaruhi oleh ruang dan waktu?
Jawabnya; Mati
karena ketika dengan mati tidak ada lagi yang mem-Pengaruhi, karena semua Inderawi-inderawi yaitu Pintu untuk masuk dan mempengaruhi telah tertutup. Kalau begitu, apakah aku harus mati dahulu untuk menutup semua pengaruh-pengaruh dari ruang dan waktu, sehingga aku bisa mengetahui Siapa aku yang Sejati?
Jawabnya; Tidak.
Tapi kita hanya harus Menutup semua Inderawi-inderawi kita, karena itulah itulah yang disebut Mati sebelum Mati. sehingga dengan cara itu semua Pintu untuk mempengaruhi Aku menjadi tertutup, dan Aku tidak lagi Terpengaruh oleh ruang dan Waktu. Aku yang menjadi Diri yang sejati.

….orang – orang yg dibukakan Hatinya oleh Allah untuk berserah diri (Mati), maka dia mendapat Cahaya dari Tuhannya.(Qs.39:22)
Sahabat Nabi bertanya mengenai ayat ini; Apakah yg dimaksud di-buka-kan itu, wahai Rosul? Maka Rosulullah SAW, menjawab; Dibukakannya ialah dilapangkan. Pembukaan itu adalah kelapangan atau kelonggaran. Sesungguhnya Cahaya itu jika dilemparkan ke dalam Dada, maka Dada memuatnya dan menjadi lapang.(HR. Al-Hakim)

Bila Hati seseorang telah dimasuki oleh Cahaya maka Hati itu akan menjadi lapang dan terbuka.
Lalu orang banyak bertanya; apakah tandanya Hati yg lapang dan terbuka itu?
Jawab Rosulullah SAW; Memperhatikan kehidupan yg kekal di akhirat dan Mengerti tentang tipu daya kehidupan dunia ini dan Orang Bersedia menghadapi MATI SEBELUM DATANGNYA MATI.(HR. Ibnu Jurair)

35 comments:

  1. Siapa aku ? Siapa diriku yang sebenarnya ?
    Ruang dan Waktu memiliki peran besar dalam mengubah prinsip dan keinginanan seseorang dalam menggapainya.
    MAti sebelum mati adalah kata yang membuat kaget yang saya temulan dalam tulisan anda ? ketika mendengar kata ini saya berkeinginan untuk berbincang lebih jauh mengenai topik ini.

    Jika anda mau berbagi, call me, please ?
    > 081288338216 ( WA )
    > 085720934861

    ReplyDelete
    Replies
    1. mati sebelum mati itu maksudnya , memang susah menjelaskan nya di sini.. krna ini ilmu rahasia.
      cara mengenal ALLAH kenali dulu dirimu, jika kamu sudah kenal siapa kamu sebenarnya maka kamu akan kenal siapa setan, muhammad, dan ALLAH.

      Delete
    2. Are u sure sir ? With your opinion ?

      Delete
    3. Mati seblum mati. Berserah diri seblum mati. orang – orang yg dibukakan Hatinya oleh Allah untuk berserah diri (Mati), maka dia mendapat Cahaya dari Tuhannya.(Qs.39:22)

      Delete
  2. Siapa aku ? Siapa diriku yang sebenarnya ?
    Ruang dan Waktu memiliki peran besar dalam mengubah prinsip dan keinginanan seseorang dalam menggapainya.
    MAti sebelum mati adalah kata yang membuat kaget yang saya temulan dalam tulisan anda ? ketika mendengar kata ini saya berkeinginan untuk berbincang lebih jauh mengenai topik ini.

    Jika anda mau berbagi, call me, please ?
    > 081288338216 ( WA )
    > 085720934861

    ReplyDelete
  3. Manusia dalam memikirkan siapa aku?, siapa diriku ? Pasti akan dia tau aku seperti apa? dan dia tau dirinya seperti apa ? Dan saya megatakan ini karn saya manusia yang tak lupuk dari salah dan dosa

    ReplyDelete
  4. SIAPA AKU????
    bila ku tunjuk didada, itu adalah dada bukan aku, bila tunjuk di kepala itu adalah kepala bukan aku, bila kutunjuk di badan itu adalah raga bukan aku, lalu siapa aku???? coba ulangi lagi pertanyaannya sebanyak mungkin, maka kau akan merasa asing dengan tubuhmu, AKU merasa "NUMPANG" di raga ini, tubuh adalah wadah, tempat aku berada. terakhir saat malam aku coba terus tanyakan pada diriku siapa aku???? saat aitu aku merasa aku keluar dari badan dan melihat badan kasarku.....aku adalah DIA,DIA adalah aku

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Aku Adalah Aku .aku Pernah melihat Siapa Sebenarnya Aku.Aku Bukan Lah diriku .tapi Aku Tetaplah Aku.Aku Lah yang Menatap aku...tapi aku Juga Yang sebenarnya Tidak Percaya Siapa Aku... Siapakah Aku.Aku Adalah Diriku .Diriku Yang Percaya Bahwa Ini Lah Aku..

      Delete
  5. Berkacalah di cermin.. itulah jawabannya.. simple gk usah sok mikir diputar2 ngetik sampe pegal.. logika

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu adalah cermin, bukan aku.

      Delete
    2. Ciri2 yg merasa gagal berlogika itu kayaknya cuma nie orang !

      Delete
    3. Luar biasa komen nya. Alangkah lebih baik memberikan hal yang membangun jika bangunan belum bagus mungkin bisa direnovasi dengan kemampuan anda yang luar biasa

      Delete
  6. mampus aja njeng

    ReplyDelete
  7. Yg keluar dari tubuh mnuasia srmuanya kotoran

    ReplyDelete
  8. Apa perlu mendengar dan didengar...kotor lgi dong siapa suruh mengenal aku...bohong

    ReplyDelete
  9. Sang aku sebuah wujud upama tanpa upama,. Ia lukisan tanpa bingkai dan ia bingkai tanpa sudut,. Ia bening tanpa rupa dan ia rupa tanpawarna,. Ia bilangan tanpa angka dan ia angka dalam setiap aksara,. Ialah sang benang tanpa hujung ialah sang jarum tanpa lubang dalam genggaman SANG PENJAHIT TANPANAMA adanya,. Tersenyumlah selalu

    ReplyDelete
  10. Siapa ku ya kasi tau dong siapa aku

    ReplyDelete
  11. Aku itu ibarat kata . kita melakukan sesuatu tampa sengaja. Yg terkadang menyakiti. Atau juga aku itu adalah sebuah kehilapan dan napsu. Tapi diriku. Adalah sebuah kesadaran dan kemurnian dalam diri kita ruh kita akal sehat kita dan hati kita. Yg terkadang bertolak belakang dengan akal jahat nafsu dan penyakit hati kita.itulah kemungkinan dari jawaban ini. Kalau aku salah maaf sebelumnya. Jika ada jawaban yg benar tlng di jelaskan.

    ReplyDelete
  12. aku adalah mati, bagian yang terlupakan.

    ReplyDelete
  13. yang ada dalam diri ini, akal, hati dan syahwat, nafsu tdak ada dlm aku yg sejati, nafsu hanya pendaran setan agar manusia tdk objektif lgi dlm menilai sesuatu. ketika ada keseimbangan antara hati dan akal maka disitu ada aku yg sejati..aku yg sejati hanya seperti hologram..menjadi pantulan dari cintaNYA...

    ReplyDelete
  14. Rahasia diri, maujud kembali ke pada sifat 20 dan Asmaul Husna

    ReplyDelete
  15. Sebenarnya aku ada soalan... aku selalu tertanya ttg siapa aku. Sbb aku rsa mcm aku saja yang perasan benda ni. Aku pndg orang lain, dn aku nampak smua yg brlaku just pementasan dunia smata. Tpi aku rsa... aku dpt rsa smua yg aku alami. Cma aku xfhm siapa aku? Knp aku je rsa mcm tu. Mohon jwb.

    ReplyDelete
  16. Terimakasih artikelnya dapat saya fahami dan sangat membantu

    ReplyDelete
  17. Aku dulu tak ada,lalu kenapa ada,melihat mendengar merasa,,lalu dulu apa????

    ReplyDelete
  18. Aku yg sejak lahir ada . Aku bukan diri ku yg terpengaruh ruang dan wktu . Apa yg sejak lahir ada . Tapi Semua yg ada dalam diriku beganti . Hal" itu Seperti sesuatu yg menempel di diriku ku . Pengetauan kehebatan kekuatan nama dan sebagainya . Itu bukan aku . Tapi aku adalah kesadaran ku

    ReplyDelete
  19. Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah dari saripati tanah yang di beri potensi hati, akal dan jasad. Sehingga Allah menetapkan manusia sebagai makhluk tertinggi kedudukannya di antara makhluk lainnya, karena kita memiliki potesi tersebut. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman :

    As-Sajdah Ayat :7
    Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.

    As-Sajdah Ayat : 8
    Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.

    As-Sajdah Ayat : 9
    Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.

    Jadi terjawab sudah pertanyaan pertama, Aku adalah manusia yang diciptakan Allah dari sebaik-baiknya ciptaan melaui permulaannya dari saripati tanah, yang kemudian menjadikan keturunan ku dari saripati air hina, kemudian ditiupkan roh kedalam jasad, dibuatnya kita mendengar, melihat dan merasakan melalui hati.

    Jika kita mengenal siapa kita, maka kita akan bersyukur atas penciptaan kita kepada Allah. Namun sayang kebanyakan kita lupa hingga sedikit sekali kita bersyukur atas perlakuan Allah kepada kita. Kita adalah Manusia yang di ciptakan Allah dari air hina dan di beri potensi yang sangat luar biasa hingga kita derajatnya lebih tinggi di bandingkan makhluk ciptaan Allah lainnya. Alhamdulillah.



    ReplyDelete
  20. AKU ADALAH KOSONG.... DARI YANG TIDAK ADA MENJADI ADA DAN KEMBALI TIDAK ADA ( ALIF LAM ALIF) AWAL DAN AHKIR..... SAGUNG DUMADI PARANING GUSTI RAHAYU SEDULUR KINASIH UGI KASAMBDAN PARINGE GUSTINE

    ReplyDelete
  21. Aku adalah aku.
    Aku malah inget judul film jacky chan.

    ReplyDelete
  22. Bukan akal yg berbicara...tapi ilmiah dan alamiah... innalilahi wa innailaihi rojiun...Asalnya dri cahaya kembali ke cahayanya...

    ReplyDelete