Qs.An Nur (24):35;
Allah Cahaya langit dan bumi. Perumpamaan Cahaya-Nya adalah Misykah (Lubang yang tak tembus), didalamnya ada Misbah (lentera atau lampu Besar), Lentera itu dalam zujajah (kaca semprong), dan kaca itu laksana bintang yang bercahaya seperti mutiara yang dinyalakan dengan minyak dari syajarotul mubarokah (pohon yang banyak berkahnya) yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak di barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya diatas Cahaya, Allah membimbing kepada Cahaya-Nya siapa-siapa yang Dia kehendaki dan Allah menjadikan perumpamaan-perumpamaan bagi manusia dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
Misykah (Lubang yang tak tembus)
Jika anda perhatikan sifat-sifat inderawi, akan anda jumpai bahwa Cahaya-Cahayanya keluar dari banyak lubang, seperti lubang kedua mata, lubang kedua telinga, kedua lubang hidung, dan satu mulut. 7 lubang inderawi ini, di ibaratkan dengan 7 lapisan bumi. Maka sebutan yang paling tepat bagi lubang-lubang inderawi ini adalah Misykah (lubang yang tak tembus).
Zujajah (kaca semprong)
Dan Zujajah itu di ibaratkan seperti langit dunia, ketika langit cerah tanpa awan maka akan terlihat seperti lapisan kaca. Langit bersifat halus, tidak terhalang dari pancaran Cahaya. Langit bila diibaratkan dalam diri kita seperti sifat-sifat yang ada dalam 7 lubang inderawi kita seperti 2 Pendengaran, 2 Penglihatan, 2 Penciuman, dan 1 Perkataan.
Nabi SAW bersabda; Allah akhir malam turun ke langit dunia...(HR.Ahmad)
hadits ini mengisyaratkan akan turunnya Dia untuk menggunakan Indera, atau menggerakkan badan.
Nabi SAW bersabda dalam hadits Qudsy; Aku telah menjadi indera pendengaran-Nya yang dengannya Dia mendengar, penglihatan-Nya yang dengannya Dia melihat, dan lisan-Nya yang dengannya Dia mengucap.(HR.Al Bukhori)
Syajarotul Mubarokah (Pohon yang diberkahi) yang menghasilkan minyak.
Pohon yang diberkahi ini mulanya satu sumber, kemudian mencabang menjadi dua cabang, lalu setiap cabangnya memiliki dua cabang lagi, dan begitu seterusnya. Karakter demikian bila dilihat dalam diri kita maka itu hanya ditemukan pada akal fikiran, buah dari akal fikiran adalah Pengetahuan, kekuasaan, dan kesadaran. Kenapa Pohon itu dari Pohon Zaitun? Karena inti buah zaitun adalah minyak yang menjadi bahan bakar lampu, bahkan dibandikan dengan minyak-minyak lain, minyak zaitun memiliki karakter lebih bersinar. Dan jika suatu pohon yang banyak buahnya disebut sebagai penuh berkah, maka pohon yang tidak terbatas jumlah buahnya yang ada dalam diri tentu saja lebih berhak untuk disebut pohon berkah. Pohon yang tidak di barat dan tidak di timur, Pohon yang disini, pohon didalam diri. Pohon ini di ibaratkan dengan Pohon Sidratul Muntaha.
Al Misbah (Lentera)
Buah dari Pohon akal fikiran yang berupa kesadaran dan pengetahuan untuk Menyalakan Lentera di dalam Hati (Qolbu). Inilah Lentera itu, yang Menyinari dan Menembus lubang-lubang Inderawi kita. Dan hati yang menjadi lentera ini di ibaratkan dengan Kursy Allah.
No comments:
Post a Comment