Sunday, 12 April 2015

LIMA ISTRI INDERAWI MANUSIA

Ada seorang raja besar yang mempunyai lima istri, tetapi mereka tidak pernah mau mendengar kata raja. Ia mungkin raja bagi setiap orang, tetapi ia tidak merajai istri-istrinya. Karena itu, ia sangat menderita. Sebuah mahkota menghias kepalanya, tetapi di dalam kepalanya hanya ada aneka kecemasan. "Aku diperbudak istri-istri ini dan aku amat menderita", pikirnya. "Di dunia ini adakah orang yang tidak takut pada istrinya? Kalau ada, bagaimana ia mengendalikannya? Bagaimana caranya agar tidak dikuasai oleh istri?" Untuk menanyakan hal ini secara langsung kepada setiap penduduk tentu dianggap kurang layak. Karena itu, ia memutuskan untuk mengadakan rapat umum dan mengundang semua laki-laki supaya hadir. Dua tenda berukuran besar didirikan di alun-alun. Tenda yang satu di pinggir sebelah kiri dan yang lain di pinggir sebelah kanan.

Raja mengumumkan bahwa tenda pertama untuk orang yang mampu menguasai istrinya, dan yang kedua untuk orang yang dikuasai istrinya. Semua orang laki-laki di negeri itu datang berbondong-bondong ke ibu kota; semuanya langsung masuk ke tenda yang kedua. Raja pergi ke tempat itu dan melihat bahwa tenda yang besar itu, yang disediakan bagi orang yang dikuasai oleh istri, penuh sesak. Ia agar terhibur karenanya setelah mengetahui bahwa ia buka satu-satunya orang yang dikendalikan oleh istri. Tetapi sebelum pertemuan dimulai ia melihat satu orang kesepian menunggu dalam tenda pertama yang diperuntukkan bagi orang yang dapat mengendalikan istri. Tenda yang besar itu kelihatan kosong melompong kecuali satu orang itu. Raja sangat senang melihatnya. Ia menghampirinya dan mengatakan bahwa ia sangat senang karena dalam kerajaannya sekurang-kurangnya ada satu orang yang bisa menguasai istrinya.

Raja bertanya, "Ceritakanlah kepadaku apa rahasianya sehingga engkau dapat menguasai istrimu?" Orang itu menjawab, "Tidak Tuanku, tidak demikian. Saya tidak menguasai dia. Sayalah yang dikuasai sepenuhnya oleh istri saya". Raja berkata, "Kalau begitu, mengapa engkau masuk dalam tenda ini?" Jawab orang itu, "Istri saya menyuruh saya agar masuk ke tenda ini, bukan yang lain, maka itu saya di sini. Istri saya dengan tegas memerintahkan supaya saya tidak masuk ke tenda yang ditempati oleh orang-orang yang diperbudak istri, tetapi menyuruh saya ke tenda ini". Raja sangat marah kepada orang itu dan memerintahnya, "Engkau harus segera pergi! Apa pun alasannya engkau tidak bisa diam di tenda ini! Ikutlah bersama orang-orang itu di tenda yang kedua!" Warga itu pucat pasi ketakutan. Ia berlutut dan memohon dengan sangat kepada Maharaja dengan menangkupkan tangan sebagai tanda memohon, "Oh Raja, dengarlah permohonan saya. Tuanku boleh menghukum saya. Tuanku boleh berbuat sekehendak Hati Tuanku terhadap saya. Tetapi saya tidak bersedia mengingkari istri saya dan pindah ke tenda lain". Maka raja menyadari bahwa tidak ada seorangpun dalam kerajaannya yang tidak diperbudak istrinya.

Raja ini adalah pikiran, ia tidak pernah mampu memuaskan semua istrinya, yaitu indera. Mata meminta, "Bawa aku ke tempat yang indah-indah". Lidah menghendaki makanan yang enak-enak. Telinga memerintah agar lagu yang paling merdu dimainkan. Kulit hanya ingin merasakan sentuhan yang menyenangkan. Dan hidung mau mencium wangi-wangian yang terbaik di dunia. Siapa yang mampu memuaskan semua nafsu indera itu? Diantara mereka tidak ada koordinasi dan kerja sama. Jika engkau menyerah kepada alat indera, mereka akan menimbulkan kesulitan yang besar. Dari sekarang engkau harus mencari jalan untuk menguasai nafsu-nafsu itu sepenuhnya, maka engkau akan mencapai sesuatu yang benar-benar berguna. Pahlawan sejati di atas bumi ini adalah orang-orang yang benar-benar mampu mengendalikan hawa nafsunya.

Bila organ-organ indera itu meminta, jangan kau dengarkan. Tetapi engkau harus menyuruh pikiran minta pendapat Hati. Apa pun yang menjadi keputusan Hati, pikiran akan memerintahkan kepada alat indera, dan indera harus mematuhinya. inilah cara yang benar untuk menguasai nafsu. Orang yang mendasarkan hidupnya pada pikiran yang rendah akan hancur dan lebih jelek daripada binatang. Orang bijaksana akan melandasi hidupnya dengan pikiran yang luhur, dengan Hati yang suci, kemampuan timbang menimbang, ketajaman pikiran, dan intuisi . Orang yang mengikuti Hatinya menjadi manusia utama. Jika engkau melandasi hidup dengan Hatimu, ia akan membawamu langsung ke tujuan akhir. Tetapi, jika hidupmu dilandasi oleh pikiran dan perasaan semata-mata, maka setiap saat akan terjadi perubahan-perubahan baru sehingga sulit meramalkan apa yang akan terjadi terhadap dirimu dan kemana arah tujuanmu. Ini sama dengan menyeberangi sungai yang deras atau lautan yang diamuk badai dengan perahu kecil. Engkau tidak tahu kapan kapalmu akan kebanjiran dan kapan bencana akan menyergap engkau.

Mintalah fatwa (keterangan hukum) kepada hati dan jiwamu. Kebajikan ialah apa yang menyebabkan jiwa dan hati tentram kepadanya, sedangkan dosa ialah apa yang merisaukan jiwa dan menyebabkan ganjalan dalam dada walaupun orang-orang meminta atau memberi fatwa kepadamu. (HR. Muslim)

No comments:

Post a Comment