Sunday 31 May 2015

AIR IBARAT ILMU


“Allah telah menurunkan air (Ilmu) dari langit, 
maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, 
maka arus itu membawa buih yang mengembang. 
Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti arus itu. 
Demikianlah Allah membuat perumpamaan bagi yang benar dan yaNg batil. 
Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya, 
adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi, 
demikianlah Allah membuat perumpamaan (Ar-Ra’d).

Air ibarat Ilmu.
Lembah - lembah Ibarat Hati

Ilmu yang diturunkan Allah dari langit untuk kehidupan hati diserupakan dengan air hujan yang diturunkan-Nya untuk kehidupan bumi dengan tumbuh-tumbuhan, dan hati diserupakan dengan lembah. 
Tapi Arus air yang mengalir di lembah, membawa buih dan sampah. Bila kita tidak bisa menghilangkan Sampah-sampah atau buih - buih itu maka ilmu yang didapatkan malah bisa akan menjerumuskan bahkan akan mengakibatkan Kesombongan. 
sampai - sampai segala apa yang dia dapatkan, dia merasa semuanya karena Kepintarannya sendiri. seperti firman Allah; “Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku”.. (QS. Az-Zumar: 49)

TUTUPLAH MATA LAHIR MU DAN BUKALAH MATA BATINMU

Sesungguhnya Allah berfirman; 
Wahai Jibril, tiada balasan yang layak bagi hambaku bila Kuambil kedua mata yang disayanginya, melainkan hanya MELIHAT Dzat-Ku dan bertetangga dengan-Ku di dalam negeri-Ku.

Anas ra. mengatakan; Aku melihat para sahabat Rasulullah sering menangis di sekeliling beliau dengan harapan agar Penglihatan mata mereka hilang. (HR. Thabrani)

Tutuplah Mata Lahirmu dan Bukalah Mata Batinmu.

Saturday 30 May 2015

LAUTAN ITU ADALAH HATIMU

Hasil gambar untuk pantai
Pada suatu hari seorang Sufi pergi ke tepi pantai; 
ia menikmati ombak dan berbagai hal yang menarik di laut. 
Sementara ia melepaskan pandangannya, ombak pun datang dan membawa serta kotoran ke tepi. 
Ia melihat pada saat kotoran jatuh ke laut, ombak datang dan mendorong serta membuangnya ke pantai.


Sufi berpikir, "Mengapa laut yang begitu dalam dan luas perlu menghempaskan kotoran yang begitu kecil ke tepi? Tidak dapatkah laut itu menelannya?" 

Lalu ia bertafakur. Dalam Tafakur itu ia mengerti bahwa jika laut membiarkan setiap kotoran yang jatuh tinggal dalam air, maka kotoran ini lama kelamaan akan menumpuk dan pada suatu ketika akan menutup seluruh lautan dan mencemarinya. 

Ia menyimpulkan bahwa sejak semula lautan pasti telah bertekad tidak akan membiarkan kotoran, debu, atau sampah apa pun juga masuk ke dalamnya, dengan demikian laut tetap bersih dan suci.

Iya, Lautan itu adalah Hatimu.

Tuesday 26 May 2015

APA YANG HARUS KUBACA ?

'Seseorang' yang kemudian diketahui sebagai Malaikat Jibril, mendatangi Muhammad di Gua Hira saat ia tertidur. Malaikat itu mendesaknya. "Bacalah," katanya. "Aku tak bisa membaca," kata Muhammad. 
"Bacalah," seru malaikat itu lagi dengan tangan seraya mencekik Muhammad. 
"Apa yang akan kubaca?" tanya Muhammad pula.

Aku Tak bisa membaca dan apa yang akan kubaca, 
karena semuanya Kosong, tidak ada.
Saat itu, Kitab Alquran itu belum ada.
.





Monday 25 May 2015

SANG GARAM MENGENAL DIRI

garame3
"Siapakah kau ?" 
tanya Sang garam kepada Laut. 
Sambil tersenyum Laut menjawab :
 " Masuklah dan lihatlah !". 
Maka sang garam menyeburkan dirinya ke Laut. 
semakin jauh ia masuk kedalam Laut, maka ia semakin larut. 
Sampai akhirnya ia tinggal segumpal kecil saja dan sebelum gumpalan terakhir larut, 
garam itu berteriak bahagia : 
"SEKARANG AKU TAHU SIAPA AKU"

Sunday 24 May 2015

ALLAH SELALU DALAM KESIBUKKAN MENGURUS MAKHLUK-NYA

Allah setiap saat dalam kesibukan.(Qs.55:29)
Yang selalu mengurus makhlukNya, (Al Baqarah (2) : 255). 
Seperti:

1. Menjadikan manusia mengantuk, (Al Anfaal (8) : 11)
2. Menidurkan dan membangunkan manusia, (Al An’aam (6) : 60)
3. Menyembuhkan ketika sakit, (Asy Syu’araa (26) : 80)
4. Menjadikan manusia tertawa dan menangis, (An Najm (53) : 43)
5. Melapangkan dan menyempitkan rezeki, (Az Zumar (39) : 52)
6. Memberi makan dan minum, (Asy syu’araa (26) : 79)
7. Mematikan dan menghidupkan, (An Najm (53) : 44)
8. Menjadikan manusia dari segumpal darah (Al ‘Alaq (96) : 2)
9. Mengajar manusia berbicara, (Ar Rahmaan (55) : 4), dan seterusnya.

"Akan tetapi kebanyakan manusia ragu terhadap ciptaan baru".(Qs.50:15)

Ragu kalau yang menciptakan gerak dan diam setiap makhluk dan diri mereka sekarang,
ragu kalau yang menciptakan setiap gerak nafas,
setiap kedipan mata.
setiap kehendak,
setiap penglihatan,
pendengaran,
dan perkataan kita.

MATAHARI TIDAK PERNAH PILIH KASIH

Hasil gambar untuk matahari terbit
Matahari tidak pernah Pilih kasih terhadap rumah yang disinarinya. 
Kitalah yang tidak membuka Pintu dan Jendela sehingga tetap dalam kegelapan.
Lalu Bagaimana Cara Membuka Pintu itu ?
Ketahuilah Saudara saudaraku,
Hati Kita Mempunyai Pintu,
Bila Pintu Hati Telah Terbuka,
Maka Kita akan Melihat Matahari-Nya.

Saturday 23 May 2015

ALQURAN BUKANLAH SYAIR UNTUK DISENANDUNGKAN

Hasil gambar untuk alquran

Al Quran bukan untuk dibaca dan disenandungkan dengan irama lagu yang aneh-aneh.

Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan. (QS 36:69)
Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini. (QS 45:20)

Monday 18 May 2015

APAKAH AKU, SIAPAKAH AKU ?


Seringkali aku berkata;aku, aku, dan aku.

Dulu aku mengaku bahwa ini telingaku, ini mataku, ini hidungku, ini mulutku, dan ini tubuhku.
Tetapi sungguh malang nasibku, karena aku tak tahu siapa diriku.
Apakah aku tubuh ini,sedangkan tubuh ini adalah milikku,sehingga aku sering menyebutnya sebagai tubuhku,lalu bagaimana mungkin tubuh ini adalah aku.
Lalu apakah aku ini akal, atau hati,atau jiwa atau rasa?
Sedangkan semua itu adalah milikku,
sehingga aku sering menyebut akalku, hatiku, rasaku.
Lalu siapakah aku?

DENGARKAN PANGGILAN RASULULLAH

SAAT MULUT TERKUNCI,
SAAT NAFAS BERHENTI,
SAAT MATA TERPEJAM,
DAN SAAT TELINGA TERTUTUP

MAKA
DENGARKANLAH SUARA DALAM DIRIMU,
SUARA PANGGILAN RASULULLAH,
DENGARKAN DENGUNGAN ITU,
"NGING", "NGING", "NGING"
KEMUDIAN LIHATLAH
NUR MUHAMMAD


Nabi Bersabda;

 إِذَا طَنَّتْ أُذُنُ أَحَدِكُمْ فَلْيَذْكُرْنِي وَلْيُصَلِّي عَلَيَّ وَلْيَقُلْ ذَكَرَ اللَّهُ مَنْ ذَكَرَنِي بِخَيْرٍ - رواه الحكيم وابن السني، الطبراني وابن عدي وابن عساكر
“Jika telinga salah seorang di antara kalian berdengung, maka hendaknya ia mengingatku (Rasulullah saw), Ber-shalawat kepadaku, dan katakan: Semoga Allah swt mengingat orang yang mengingatku dengan kebaikan”. (H.R. al-Hakim, Ibn as-Sinni, at-Thabarani)

Alam mengomentari sabda di atas, az-Zaila’i menyatakan bahwa dalam hadits tersebut mengandung bahwa tidak hanya sekedar mengingat Rasulullah saw tetapi juga bershalawat kepadanya dan katakan: Semoga Allah swt mengingat orang yang mengingatku dengan kebaikan”.
   
قَالَ الزَّيْلَعِيُّ فِيهِ عَدَمُ الْاِكْتِفَاءِ بِالذِّكْرِ حَتَّى يُصَلِّيَ عَلَيْهِ (وَلْيَقُلْ ذَكَرَ اللهُ مَنْ ذَكَرَنِي بِخَيْرٍ

“Az-Zaila’i berkata, dalam hadits ini tidak cukup (bagi orang yang telinganya berdengung, pent)  hanya dengan mengingat Rasulullah saw saja sehingga ia bershalawat kepadanya dan katakan: Semoga Allah swt mengingat orang yang mengingatku dengan kebaikan”. (Abdurrauf al-Munawi, Faidlul-Qadir, Bairut-Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet ke-1, 1415 H/1994 M, juz, 1, h. 511)

Masalah ini juga telah dibahas dalam Muktamar Nahdlatul Ulama ke-11 di Banjarmasin pada tanggal 19 Rabiul Awwal 1355 H/9 Juni 1936. Dalam Muktamar tersebut dijelaskan bahwa suaran “nging” dalam telinga menunjukkan bahwa Rasulullah saw sedang menyebut orang tersebut dalam perkumpulan yang tertinggi (al-mala` al-a’la) agar ia ingat kepada beliau dan bershalawat kepadanya.
Pandangan Muktamirin tersebut didasarkan kepada pendapat Abdurrauf al-Munawi yang dikemukakan oleh ‘Ali al-‘Azizi dalam kitab as-Siraj al-Munir: 

قَالَ الْمُنَاوِيُّ فَإِنَّ اْلأُذُنَ إِنَّمَا تَطُنُّ لَمَّا وَرَدَ عَلَى الرُّوْحِ مِنَ الْخَبَرِ الْخَيْرِ وَهُوَ أَنَّ الْمُصْطَفَى قَدْ ذَكَرَ ذَلِكَ اْلإِنْسَانَ بِخَيْرٍ فِي الْمَلاَءِ اْلأَعْلَى فِيْ عَالَمِ اْلأَرْوَاحِ

“Imam al-Munawi berkata,  sesungguhnya telinga itu berdengung hanya ketika datang berita baik ke ruh, bahwa Rasasulullah Saw. telah menyebutkan orang (pemilik telinga yang berdengung) tersebut dengan kebaikan di al-Mala’ al-A’la (majlis tertinggi) di alam ruh. (Lihat Akamul Fuqaha)
Demikian jawaban yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat. Dan jika telinga anda berdengung atau bersuara “nging” maka segeralah ingat Rasulullah saw, bershalawat, dan katakan: Semoga Allah swt mengingat orang yang mengingatku dengan kebaikan”.. (Mahbub Ma’afi Ramdlan)

Sunday 17 May 2015

PENULIS DAN PENA

Seperti; 
Pena ditangan seorang penulis, yang menulis huruf-huruf dengan goresan pena tersebut. Lalu si Pena mengaku, aku yang menulis Huruf-huruf itu. Karena Pena sudah Lupa dan Tak tahu akan Penulis, maka Pena mengaku-ngaku dirinya sendirilah yang telah Menulis. Padahal Pena itu pada hakikatnya tidak mempunyai kemampuan berbuat untuk huruf-huruf, dan huruf-huruf itu adalah dari Si Penulis pemegang Pena.
Seperti;
Itulah yang terjadi di alam semesta ini.
Pada Hakikatnya
Allah-lah Yang Menulis.

APAKAH NABI MUHAMMAD ISRA' MI'RAJ DENGAN JASAD ATAU RUH

ISRA'

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(QS Al Israa 17:1)


Perjalanan Isra' nabi Muhammad dilakukan dengan Jasad, hal ini didasarkan pada ayat diatas, disebutkan bahwa Nabi Muhammad di Perjalankan dan Diperlihatkan Ayat - ayat Nya.
Karena Jasad Pada dasarnya tidak Mempunyai Daya dan kekuatan.
Tidak Bisa Bergerak Tanpa Ruh.

MI'RAJ

Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dariyang dilihatnya itu dan tidakpula melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm : 17 – 18).

Perjalanan Mi'raj Nabi Muhammad, dilakukan dengan Ruh, hal ini didasarkan Pada Ayat diatas, disebutkan bahwa Nabi Muhammad Melihat sendiri, bukan diperlihatkan atau diperjalankan lagi.
Ruh lah yang bisa Menyaksikan dan Melihat.

Bukankah aku ini Tuhanmu ? Betul engkau Tuhan kamikami menjadi Saksi.(QS.AL-ARAF 7:172)

Saturday 16 May 2015

HAKIKAT PERJALANAN ISRA' DAN MI'RAJ

ISRA'

1. DISUCIKAN DI BAKKAH (LEMBAH YANG DIBERKAHI)
2. BERHENTI DI MADINAH HAKIKAT PENGLIHATAN
3. BERHENTI DI THURSINA HAKIKAT KALAM MUSA BECAKAP-CAKAP.
4. BERHENTI DI BETHLEHEM HAKIKAT NAFAS ALLAH DIHEMBUSKAN
5. BERHENTI DI BAITUL MAQDIS HAKIKAT SULAIMAN MENDENGAR BAHASA ALAM


MI'RAJ
Di Langit
Bertemu dengan
Lambang
 Esensi
 Wujud
Nafsu
Pertama
Nabi Adam a.s.
Jasad
Panca Indera
Tanah
Amarah
Kedua
Nabi Yahya dan Nabi Isa
Akal
Agama
Udara
Lawamah
Ketiga
Nabi Yusuf a.s.
Shudur
Islam
Air
Mulhimah
Keempat
Nabi Idris a.s.
Qolbu
Iman
Api
Mutmainah
Kelima
Nabi Harun a.s.
Fuad
Ihsan
Susu
Radiah
Keenam
Nabi Musa a.s.
Lubb
Takwa
Anggur
Mardiah
Ketujuh
Nabi Ibrahim a.s.
Ruh
Ma'rifat
Madu
Kamilah






SHIDROTUL MUNTAHA (PERJALANAN TERAKHIR), LIQO  ALLAH

HAKIKAT ISRA'

ISRO'

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(QS Al Israa 17:1)



PERJALANAN MALAM
MASJIDIL HARAM KE MASJIDIL AQHSA

PERJALANAN MALAM

Mengapa Allah SWT memperjalankan hambanya di malam hari (lailan), bukan di siang hari (naharan)?
Dalam bahasa Arab kata lailah mempunyai beberapa makna.
Ada makna literal berarti malam, lawan dari siang.
Ada makna alegoris (majaz) seperti gelap atau kegelapan, kesunyian, keheningan, dan kesyahduan; serta
Ada makna anagogis (spiritual) seperti kekhusyukan (khusyu'), kepasrahan (tawakkal), kedekatan (taqarrub) kepada Allah.

Pada Saat malam Hari, Perhatian Panca Inderawi manusia menurun dan sangatlah Terbatas, Sehingga Pandangannya tidak banyak disibukkan oleh hal - hal diluar dirinya. Pada Saat seperti ini, maka manusia bisa menjadi lebih merasa, merasakan Kebatinannya.

MASJIDIL HARAM KE MASJIDIL AQSA

Bangunan Fisik Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa, pada saat nabi Muhammad di Israkan itu belum ada sama sekali, jadi Isra bukanlah Perjalanan dari bangunan Fisik Ke bangunan Fisik yang Lain.

Masjidil haram
Masjidil haram terambil dari akar kata “masjid” dan “haram”. 
Dari  segi bahasa, kata tersebut terambil dari akar kata sajada-sujud, yang  berarti  patuh,  taat,  serta  tunduk dengan penuh hormat dan takzim kepada Allah. Masjid adalah ketaatan kepada Allah. 
Sedangkan haram adalah larangan, maka masjidil haram akan bermakna ketaatan kepada larangan, atau batas-batas larangan yang diperintahkan Masjidil haram bukanlah bangunan fisik. 
Tapi Batas-batas Larangan lebih ditujukan untuk Perbuatan Jasad Manusia.
Iya, jasad Manusia beserta panca inderawinya itulah Hakikatnya Masjidil haram.

Masjidil Aqsa
Masjidil Aqsa Terambil dari akar kata "Masjid" dan "Aqsa".
Dari  segi bahasa, kata tersebut terambil dari akar kata sajada-sujud, yang  berarti  patuh,  taat,  serta  tunduk dengan penuh hormat dan takzim kepada Allah. Masjid adalah ketaatan kepada Allah.
Sedangkan Aqsa adalah Jauh atau Tak terlihat, maka Masjidil aqsa berarti Ketaatan yang Tak Terlihat.
Jadi Batin Manusia yang Tak Terlihat itulah Hakikatnya Masjidil Aqsha.

Maka Arti Isro' adalah
DIPERJALANKAN DAN DIPERLIHATKAN dari JASAD MANUSIA MENUJU BATIN MANUSIA.


MAHA SUCI ALLAH.


Wednesday 13 May 2015

CAHAYA DALAM DIRI ADALAH KENDARAAN

Nur Muhammad


Cahaya Dalam diri…inilah yg dijadikan kendaraan laksana kecepatan cahaya yang mengantar afirmasi/do’a maupun niat,melesat ke Cahaya Langit yg berlapis dan ke Pemilik Semesta, dan terjadilah…

Cahaya dalam diri ini bersemayam dalam dimensi Cahaya…dibelakang dimensi Hati / alam bawah sadar kita, atau masuk melalui titik hati, yg dalam perkembangannya karena perilaku..perbuatan..kotoran hidup…menjadi blocking…menyumbang titik hati bahkan lapisan hati itu sendiri.

Penyelarasan sangat diperlukan utk membuka sumbatan di lapisan hati dan titik hati…sehingga cahaya ini memancar menerangi hati. Itulah perlunya suatu tafakur, tepekur…merenungi di frekuensi hati….ibarat masuk ke dimensi hati…mengambil cahaya yg memancar ini utk dijadikan kendaraan…menyerahkan penyakit, masalah, niat, atau apapun kepada dengan Cahaya ini yg akan melesat dg kecepatan Cahaya…ke Pemilik Semesta…. Mengikhlaskan adalah menyerahkan, mengamanatkan…apa yg kita serahkan kepada Allah….melalui wasilah Cahaya Dalam Diri ini.

Bila penyakit kita serahkan…maka Cahaya akan membawanya…memulangkan penyakit ini ke Sang Pemilik…dan lenyaplah penyakitnya. Demikian juga traumatik, penderitaan masa lalu, kotoran-kotoran dosa, sumbatan2 kehidupan / blocking…. Sumbatan kehidupan…yg mengakibatkan/mempengaruhi jalan hidup manusia…karirnya..keberhasilannya…bahkan menimbulkan penyakit. Bila sumbatan ini diikhlaskan..dipulangkan ke Sang Pemilik maka hilanglah blocking-nya…dan detox-nya keluar….keringatan..dan sembuh atau menjadikan perubahan hidup kedepannya.

Dalam Penyelarasan, bersama-sama…kita membuka sumbatan di titik hati..agar Cahaya Diri memancar. Biasanya dengan memancarnya Cahaya diri ini, maka energi apapun yg bersemayam dalam hati, pikiran maupun tubuh…akan benturan…dan tersingkir. Sumber Energi (Cahaya) akan mengikis energi biasa…Energi itu biasanya ilmu2 hikmah, pegangan, air minum dari mbah-mbah, amalan-amalan wirid yg gak jelas, olah tenaga dalam, yg intinya menyedot energi dari luar masuk ke tubuh. Fenomenanya bila seseorang memiliki energi itu…maka akan kerngatan, mual, bahkan muntah, atau berguling-guling, dan keluarlah jurus macan, ular, dan apapun dari isi energi itu. Karena Cahaya Dalam Diri memancar ..mendesak energi itu keluar dari badan. Karena Dia tidak mau diduakan.
Penyelarasan berikutnya adalah membuka Cahaya Penyembuhan dalam diri, inilah yg dipergunakan utk penyembuhan penyakit. Berkutnya adalah membuka Cahaya Magnet Rejeki dan Magnet Positif (daya tarik) yg kelak berguna untuk mencari rejeki dan dalam pergaulan hidup.

Dengan memancarnya Cahaya ini…dan paham menggunakannya…akan menjadikan hati, pikiran, dan badan bersih. Menjadi Diri Sendiri dengan keluarbisaan Cahaya Illahi. Mellakukan keluarbiasaan Penyembuhan diri maupun orang lain, dan juga obat masalah kehidupan.

Tuesday 12 May 2015

ALAM SEMESTA BERASAL DARI CAHAYA

Alam semesta adalah Murni berasal dari Cahaya. 
Cahaya adalah gelombang. Inilah materi dasar semesta. Gelombang dalam panjang dan frekuensi berbeda menghasilkan persepsi yang berbeda. Seperti gelombang yang tertangkap mata mempunyai frekuensi berbeda dengan gelombang yang tertangkap oleh telinga. Lalu bagaimana dengan gelombang yang semakin intens atau frekeunsi yang lebih tinggi, dimana alat2 indra tidak mampu lagi mendeteksinya. Gelombang dalam satu area saja (area pengllihatan minsalnya) terdiri dari ribuan jenis menurut frekuensinya, dimana ia terlihat menjadi ribuan warna bagi manusia, walaupun sebetulnya tidak ada warna selain gelombang/cahaya dalam amplitudo yang berbeda. Begitu juga pendengaran, rasa, maupun sentuhan. Mereka bukanlah terdiri dari berbagai gelombang, tetapi ia adalah gelombang yang sama, namun hanya berbeda getaran. One source tetapi ditangkap dalam kondisi yang berbeda.

Pikiran dan kesadaran juga merupakan gelombang, dengan frekuensi yang lebih tinggi tentunya. Namun semuanya dapat dikatakan cahaya. Semakin cahaya ini intens (semakin tinggi frekuensinya) maka ia semakin dekat kepada sumber, dan semakin ia melemah seiring jauh dari sumber. Pada akhirnya gelombang ini melemah dan membeku menjadi materi, dimana alam manusia merasakan dunianya.

Cahaya juga dikenal dengan pengetahuan. Pengetahuan merupakan tampilan muka dari kesadaran. Cahaya adalah kesadaran. Alam semesta tidak ada selain cahaya murni, namun hanya berbeda tingkat intensitas, alam semesta adalah suatu kesadaran. Tingkatan kesadaran, dimana manusia mengambil satu tingkatan dari kesadaran tersebut. The source telah menyinari segala sesuatu dengan kesadaran, alam semesta adalah mental.

Tidakkah kita perhatikan bagaimana alam semesta bergerak ?, mereka mempunyai kesadaran, tahu apa dan seperti apa berbuat. Matahari, bulan sujud dalam kesadaran penuh, pasir2 dan bebatuan mengikuti hukum2 semesta dalam kesadaran penuh. Air mengambil peran dalam membentuk alur kesadaran, tumbuhan tahu apa yang harus merka tumbuhkan, angin mengikuti hukum yang dikatakan para sientist hukum semesta. Dan tidak ada yang bisa memungkiri penyusun alam semesta, atom telah menghadirkan bentuk2 alam semesta yang sadar, dimana para ilmuan bisa menebak perilaku mereka.



Tidak ada sesuatupun dialam semesta yang bergerak tanpa mengerti, setiap sesuatu mempunyai kesadaran. Perbedaannya hanya ksadaran yang lebih tinggi mengontrol kesadaran yang lebih rendah. Tubuh manusia mempunyai kesadaran sendiri dalam menjalankan metabolisme. Bukanlah kesadaran manusia yang meyuruh dan berkehendak atas detak jantungnya sendiri. Begitu juga dengan peredaran darah yang setiap saat memompa kehidupan dalam perspektif manusia. Mereka bergerak dalam kesadaran penuh dan mereka berada dalam kontrol kesadaran yang lebih tinggi, yaitu pikiran manusia itu sendiri. Sedangkan pikiran manusia tidak dapat merasakan langsung kesadaran tubuh meski ia berada dalam pengaruh pikiran manusia.

Begitu juga pikiran manusia, ia dikontrol oleh kesadaran yang lebih tinggi, yaitu alam bawah sadar mereka. Dan pikiran sepenuhnya berada dalam kontrol ini. Pikiran tak lebih merupakan cerminan bawah sadar. Emotional dan ego manusia menghasilkan pikiran. Apa yang keluar dari alam bawah sadar menjadi bahan mentah dari pikiran. Alam bawah sadar kadang disebut hati. Keadaan hatilah yang mengontrol pikiran. Jika keadaan hati seseorang mengalami ketakutan dan kecemasan, maka ia melahirkan pikiran terhadap efek yang ditimbulkan hati. Sebahagian manusia yang dapat menontrol pikirannya adalah mereka yang hidup dalam kesadaran yang lebih tinggi. Dalam perspertif agama ini disebut orang yang bertaqwa.

Pikiran adalah tindakan sadar manusia, mereka yang dalam kesadaran hati, dapat ,mengontrol tindakan mereka. Yaitu mereka yang dapat meundukkan pikiran mereka, sekaligus akan mengontrol tindakan mreka.

Para arifun mengatakan, tuhan berada didalam hatimu. Ini hanyalah mereka yang mengalamai realitas hati, jauh lebih dekat dan selaras dengan kesadaran ilahi, kehendak ilahi. Mereka yang tidak dapat meraih realitas ini, maka tidakdapat mengontrol pikiran mereka, dengan kata lain selalu diombang ambing oleh keadaan pikiran. Pikiran mereka dikontrol oleh dunia, lebih jauh dari suara ilahi semakin ia menuju kesadaran yang lebih rendah, jasmani, sebagaimana kesadaran binatang bahkan lebih rendah.

Dari kesadaran bawah sadar manusia, kesdaran itu akan terus naik hingga beberapa level hingga menuju kesadaran tunggal. Cahaya tunggal yang menyinari secara omni (menyebar)

Hal yang semakin rumit adalah, gelombang pada tingkat tinggi mempengaruhi gelombang pada tingkat yang rendah. Seperti gelombang kesadaran manusia mempengaruhi gelombang yang tertangkap oleh mata, telinga atau alat indra. Gelombang yang mempengaruhi gelombang, cahaya yang menganggu cahaya lain. Kemudian mengalami interferensi, perpaduan ini menghasilkan bentuk yang terindra bagi persepsi manusia.

LAPANGKAN DADAMU JADILAH DANAU

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.

“Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?” sang Guru bertanya.

“Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya,” jawab sang murid muda.

Sang Guru terkekeh. “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.

“Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

“Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu,” kata Sang Guru.

“Setelah itu coba kau minum airnya sedikit.” Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.

“Bagaimana rasanya?” tanya Sang Guru.

“Asin, dan perutku jadi mual,” jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

“Sekarang kau ikut aku” Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka.

“Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau.” Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya.

“Sekarang, coba kau minum air danau itu,” kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya,

“Bagaimana rasanya?”

“Segar, segar sekali,” kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana . Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.

Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.

“Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?”

“Tidak sama sekali,” kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

“Nak,” kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum.

“Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.”

Si murid terdiam, mendengarkan.
“Tapi Nak, rasa `asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ‘qalbu’(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau.”

1). Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?
2). Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu
3). Yang memberatkan punggungmu ?
4). Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu ,
5). Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
6). Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
7). Maka apabila kamu telah selesai (KOSONG), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh.  ,
8). Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap

(QS. Alam Nasyrah 1-8)

Monday 11 May 2015

MATI SEBELUM MATI

     MATI SEBELUM MATI MEMPUNYAI 4 TAHAP, YAITU;

-   -  MATI TABI’I  Yaitu mati panca indra yang lima, seluruh anggota tubuhnya secara lahir dan batin telah Tertutup dari Dunia ini, Mati. 
    Orang yang telah merasakan mati Tabi’i itulah orang yang telah sampai dengan Rahmat Allah pada maqam tajalli Af’alullah ( nyata perbuatan Allah SWT ).

-   MATI MAKNAWI  Yaitu merasakan dirinya lahir dan batin telah hilang dan seluruh alam ini telah lenyap semuanya,yang ada Kekosongan, Ketiadaan.
     Orang yang telah merasakan mati maknawi itulah orang yang telah sampai dengan rahmat Allah pada maqam Asma Allah SWT,atau biasa disebut maqam Tajalli Asma(nyata nama Allah SWT)nama dengan yang punya nama tidak terpisahkan sedikitpun. ”Dengan nama Allah SWT,yang tidak memberi mudarat/binasa dilangit dan dibumi dan Dia maha mendengar lagi maha mengetahui”.

-  MATI SURI Yaitu didalam perasaan orang itu telah lenyap segala warna-warni Dunia, yang ada hanya Nur semata-mata,yakni Nurullah,Nur Dzatullah,Nur Sifatullah,Nur Asma Allah,Nur Af’alullah,Nur Muhammad,Nur Baginda Rosulullah,Nur Samawi,Nur ‘Ala Nur.Inilah orang yang telah diberi pelita oleh Allah untuk meluruskan jalannya.Orang yang telah merasakan mati suri itulah orang yang telah sampai dengan rahmat Allah pada makam Tajalli Sifattullah(Nyata Sifat Allah).

-     MATI  HISI  Yaitu dalam perasaannya telah lenyap,dan telah lenyap pula seluruh alam ini secara lahir dan batin, dan telah lenyap diri di dalam nur yang terang benderang, Sehingga yang ada dan dirasakannya adalah Dzat Allah SWT, bahkan dirinya sendiripun dirasakannya hilang musnah,ia telah dibunuh Allah SWT. dan dialah sebagai gantinya,sebagaimana
      
      firman Allah SWT didalam Hadist Qudsi: “Bahwasanya hamba-Ku,apabila AKU telah kasihi,AKU bunuh ia,lalu apabila telah AKU bunuh,maka AKUlah sebagai gantinya”
Maka langkahnya seolah-olah langkah Allah ,Pendengarannya pendengaran Allah, Penglihatannya penglihatan Allah, Geraknya Gerak Allah, kehendaknya Kehendak  Allah Perbuatannya Perbuatan Allah.Orang yang telah mendapat mati hisi,ia akan melihat Allah SWT dalam perasaannya Surat Al-Baqarah ayat 115 : “Timur dan barat kepunyaan Allah SWT,kemana kamu menghadap,maka disana ada wajah Allah”
Surat An-Nisa ayat 126 : [4:126] Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu.“Dialah Allah yang awal,dan Dialah yang zhahir dan Dialah Allah yang batin” Orang yang telah merasakan mati hisi ,itulah orang yang telah sampai dengan Rahmat Allah SWT pada maqam Tajalli Dzat. 
Ilahi anta maksudi waridhoka mathlubi.

Sunday 10 May 2015

APABILA DISEBUT NAMA ALLAH MAKA BEGETARLAH HATINYA

Allah ta’ala berfirman ,
 إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah maka bergetarlah hati mereka. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanan mereka. Dan mereka hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (QS. Al-Anfal: 2)
Orang - orang yang beriman dan Hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah Hati menjadi tentram.(Qs.13:28)

Getaran di Hati itu adalah Frekuensi, dan Frekuensi dalam dalam diri Manusia Terbagi menjadi 5 Frekuensi;

1.Gamma, frekuensi 25-100 Hz
Dominan pada saat kita mengalami aktifitas mental yang sangat tinggi, misalnya; berada di arena pertandingan, marah, stress, adu otot, berdebat, nerveus, sangat panik.

2.Beta, frekuensi 12-25 Hz
Dominan pada saat kita dalam kondisi terjaga, menjalani aktifitas sehari-hari yang menuntut logika dan kesadaran, seperti; mengerjakan soal matematika, memikirkan hal-hal rumit, bekerja.

3.Alpha, frekuensi 8-12 Hz
Dominan pada saat tubuh dan pikiran rileks, santai, membaca novel, menulis, melamun, fokus pada suatu objek, Berzikir.

4.Theta, frekuensi 4-8 Hz
Dominan saat hampir tidur tapi masih menyadari keberadaan diri, tidur disertai mimpi, meditasi atau berzikir mendalam, bangun tidur tapi masih malas untuk beranjak, frekuensi ini menandakan aktifitas bawah sadar.

5.Delta, frekuensi 0,1-4 Hz
Dominan saat tidur terlelap tanpa mimpi.

Gelombang otak Alpha dan theta dapat membuat anda bahagia, sukses, dan lebih cerdas. Di dalam otak terdapat bahan biokimia alami yang dapat dihasilkan ketika kondisi gelombang otak berada pada gelombang Alpha / Theta, dan juga dapat meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat.

Gelombang Theta merupakan gelombang otak paling kreatif, tapi sayang jarang yang bisa berlama-lama berada pada gelombang ini. Sebab, begitu berada pada kondisi gelombang Theta, sebentar kemudian segera terseret masuk ke alam tidur. Kalau bisa tetap berada pada gelombang Theta (antara alam tidur dan melek), itu saat yang paling kreatif.

Pada saat mata kita terjaga, dan perhatian kita melalui Panca indera kita ke dunia luar, maka kita berada pada Gelombang Betha, dimana kita sangat terikat pada Panca Inderawi kita. Lalu ketika kita Menutup Mata, MENUTUP PANCA INDRAWI kita, perhatian ke dunia luar menurun, dan cenderung memasuki dunia di dalam dirinya sendiri. Maka frekuensi Otak kita masuki gelombang Alpha. Dan ketika kita memasuki alam bawah sadar, maka Otak kita berada pada gelombang Theta, dan ketika kita memasuki alam tidur, maka Otak kita berada dalam Gelombang Delta.

NABI MUSA BERTANYA DIMANAKAH ENGKAU ?

Musa bertanya; Wahai Rabbku, apakah Engkau dekat, 
sehingga aku hanya berbisik kepada-Mu ataukah 
Engkau jauh sehingga aku Menyeru-Mu? 
Karena aku merasakan adanya suara-Mu, 
namun aku tidak melihat-Mu, maka dimanakah Engkau? 
Allah menjawab; 
Aku di belakangmu, di depanmu, di kananmu, di kirimu.
Wahai Musa, Aku adalah Teman duduk hamba-Ku maka ingatlah Aku dan Aku bersamanya manakala ia berdoa kepada-Ku. (HR. Ad Dailami dari Tsauban)

DIAM ITU EMAS


Diam itu Emas

Maka jika kamu ingin mendapatkan Emas, maka Diamlah.

Diamkan Mulutmu, Diamkan Hidungmu, Diamkan Matamu, Diamkan Telingamu.

Bila Mulut Panca indrawimu Diam, Maka Pikiranmu yang akan Bicara.
Bila Pikiranmu Diam, Maka Tuhan di Hatimu yang akan Bicara, Menampakkan Nur Cahaya-Nya.

Iya, di dalam Diam engkau akan Menemukan Emas, Emas Permata, yang Kilauan-Nya akan Menyilaukan bagi yang Memandang, sehingga Tak sadarkan diri, Fana' di dalam Cahaya-Nya.