Sunday 12 April 2015

Hanya Hati yang Selamat Yang bisa Datang Menjumpai Allah

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
” Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan fu’ad (hati) itu semuanya akan
ditanya tanggung jawabnya. ”
QS 17:36


Karena peran qalbu terhadap anggota tubuh yang lain dan kedudukannya
yang Sangat Penting bagaikan seorang raja yang mengatur anak buahnya, di
mana seluruh anggotanya tersebut bergerak dan bekerja sesuai dengan perintah
sang raja (qalbu/hati) … maka Rasulullah Saw bersabda :

” Ingatlah ! Bahwa dalam tubuh itu ada segumpal darah. Bila ia baik, maka
baiklah seluruh tubuhnya; dan bila ia rusak, maka rusak jugalah seluruhnya.
Itulah Qalbu ! ”
(HR Bukhari dan Muslim)


Jadi, Hati merupakan Raja dari seluruh anggota badan, di mana mereka
melaksanakan segala apa yang diperintahkannya.. Suatu amal (perbuatan)
tidaklah benar, kecuali bila diawali dengan “Niat” yang Benar di dalam Hati.
Sebab Hati itulah yang kelak bertanggungjawab terhadap sah tidaknya segala
amal perbuatan kita… Setiap pemimpin bertanggungjawab terhadap semua hal
yang dipimpinnya…


Dengan demikian, meluruskan dan membuat Niat menjadi BENAR adalah
pekerjaan yang Paling Utama yang harus dilaksanakan oleh hamba-hamba yang
meniti Jalan menuju Allah Ta’ala… Segala sesuatu dinilai dari Niat yang
tumbuh berasal dari dalam Qalbu (Hati)..

Memeriksa (menghisab) dan mengobati penyakit-penyakit Hati adalah suatu
Kewajiban setiap hamba Allah Ta’ala… karena kita manusia Dia ciptakan
hanyalah untuk ber Ibadah lahir dan batin kepada-Nya… karena itulah fitrah
manusia..

PEMBAGIAN QALBU (HATI) :

1. Hati yang Selamat (Sehat)
2. Hati yang mati
3. Hati yang mengandung penyakit-penyakit (sakit)


1. Hati yang Selamat (Sehat) / Qalbin Saliim
adalah Hati yang hanya dengannya manusia dapat datang dan berjumpa Allah
Ta’ala dengan Selamat.

” Pada hari di mana harta dan anak-anak tidak bermanfaat. Kecuali manusia
yang datang kepada Allah dengan Hati yang Selamat (Sehat). ” QS 26:88-89


Qalbu yang Selamat ini adalah Qalbu yang Selamat dari setiap hawa /
keinginan / kehendak yang menyalahi Kehendak / Perintah Allah Ta’ala,
Selamat dari setiap syubhat dan kesalahfahaman yang bertentangan dengan
Kebaikan (Kebenaran), sehingga sang Hati ini Selamat dari penghambaan kepada
selain Allah Ta’ala, dan Lepas dari perbuatan yang menjadikan hakim selain
Rasulullah Saw.. Sehingga akhirnya membuahkan KEIKHLASAN dalam setiap
perilaku (yang sesungguhnya pun merupakan rangkaian Ibadah) kita semata-mata
Hanya kepada Allah Ta’ala, penuh dengan segenap Mahabbah, Tunduk, Pasrah dan
Tawakal, Taubat, Takut dan Penuh Harap hanya kepada Allah Ta’ala…


Bila ia mencintai sesuatu, maka ia mencintainya hanya karena Allah
Ta’ala… Dan bila ia membenci sesuatu, maka ia pun membencinya hanya karena
Allah Ta’ala jua..
Bila ia memberi, hanyalah karena Allah Ta’ala, dan bila ia melarang ataupun
mencegah sesuatu, itupun hanya karena Allah Ta’ala…

Bahkan tidak hanya sampai di situ, ia pun terlepas dari segala
ke-tunduk-an dan per-tahkim-an kepada setiap hal yang bertentangan dengan
Ajaran Rasulullah Saw. Qalbu (Hati) nya terikat sangat Kuat kepada ajaran
ataupun contoh Rasulullah Saw… baik dalam setiap ucapan maupun perbuatan.

” Wahai orang-orang yang ber-Iman ! Janganlah kalian mendahului Allah dan
Rasul-Nya, dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui. ” QS 49:1


2. Qalbu (Hati) yang mati
adalah hati yang Tidak Mengenal Allah Ta’ala, Tidak Beribadah kepada-Nya..
dengan Tidak Menjalankan Perintah dan hal apapun yang diRidhai-Nya…

Hati yang seperti ini selalu berada dan berjalan bersama hawa /
keinginan / kehendaknya, walaupun itu diBenci dan diMurkai Allah Ta’ala..
Ia tidak peduli apakah Allah Ta’ala ridha kepadanya ataukah tidak..

Bila ia mencintai sesuatu, maka ia mencintai sesuatu karena mengikuti
hawa (nafsu) nya / keinginannya.. dan bila ia membenci sesuatu, maka ia
membencina karena hawa (nafsu) nya.. Begitu juga apabila ia menolak atau
mencegah sesuatu… hawa nya telah menguasainya dan menjadi pemimpin
sekaligus pengendali bagi dirinya…

Kebodohan dan kelalaian adalah supirnya.. Ia diselubungi… dipenjara oleh
kecenderungan / kecintaannya kepada dunia (yaitu hal-hal selain Allah Ta’ala
dan Rasul-Nya).. Hatinya telah ditutupi oleh selubung kabut gelap cinta
kehidupan dunia dan hawa nafsunya…


Ia tidak menyambut dan menerima panggilan Allah Ta’ala… seruan Allah
Ta’ala.. seruan tentang Hari Kiamat.. karena ia mengikuti syetan yang
menunggangi hawa (nafsu) nya.. Hawa nya telah membuatnya tuli dan buta,
sehingga ia tidak tahu lagi manakah yang batil dan manakah yang haq…
Maka berteman dan bergaul dengan orang-orang yang Hatinya telah mati seperti
ini berarti mencari Penyakit..


3. Qalbu (Hati) yang sakit
adalah hati yang Hidup namun mengandung Penyakit-penyakit.
Hati semacam ini mengandung 2 unsur :

1. Di satu pihak mengandung Iman, Ikhlas, Tawakal, Mahabbah, dan
sejenisnya.. yang membuatnya menjadi Hidup

2. namun di pihak lain mengandung kecintaan / kecenderungan kepada hawa
(nafsu), seperti cinta / senang pada kehidupan dunia, sombong, ego, harga
diri tinggi, keluhan, iri (dengki), dan sifat-sifat lain yang dapat
mencelakakan dan membinasakannya…


Hati seperti ini diisi oleh 2 jenis santapan : santapan berupa seruan
(panggilan) dan Perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya akan Hari Kiamat… dan
santapan lain berupa panggilan / kecintaan kepada dunia..
Yang akan disambutnya dari kedua seruan (panggilan) inilah yang paling dekat
kepadanya..


Maka… Hati yang pertama itulah yang Selamat karena Sehat dari berbagai
macam Penyakit Hati, senantiasa Khusyu’, Tunduk, bersifat Lembut..
Sedangkan hati jenis kedua itulah hati yang mati… dan hati jenis ketiga
yaitu hati yang sakit karena mengandung Penyakit, yang mungkin bisa kembali
dengan Selamat (Sehat)… atau ia akan Celaka (Mati)…

(dari “Pembersih Jiwa” : Al-Ghazali r.a, Ibnu Rajab r.a, Ibnu Qayyim
al-Jauziyyah r.a)

No comments:

Post a Comment