Ketika perhatian tak menyertai telinga, maka ia tak mampu mendengar. Ketika perhatian tak menyertai mata, maka iapun tak mampu melihat. Demikian pula organ-organ indria lainnya. Mereka hanya berfungsi semestinya bila disertai ‘aliran perhatian’ yang memadai. Perhatian inilah yang ‘menghidupkannya’.
Ketika perhatian diarahkan pada satu objek tertentu, pikiran secara otomatis mengikutinya. Terarahnya perhatian pada sesuatu yang disertai keterpusatan pikiran padanya, disebut konsentrasi. Melatih konsentrasi sebetulnya juga melatih memfungsikan organ-organ indria dengan baik, atau bisa dikatakan berlatih menghidupkannya. Manakala mereka telah benar-benar hidup, mereka akan sangat tajam, akan sangat peka dan menjadi alat yang sangat berdaya-guna; bila tidak, mereka hanya bagian dari bangkai ini saja.
Kita tahu kalau konsentrasi bisa mengarah ke objek-objek luar, bisa juga ke dalam. Dalam Tawajuh, perhatian terarah ke dalam, dengan sebelumnya menarik atau mengalihkan perhatian dari objek-objek indriawi. Paradigma mental ini sering dianalogikan layaknya kura-kura yang menarik seluruh anggota tubuhnya ke dalam cangkangnya yang keras. Dalam kaitannya dengan Tawajuh, konsentrasi bukan lagi pengarahan perhatian dan pemusatan pikiran pada objek-objek luar.
No comments:
Post a Comment