Manusia sebagai mahluk yang tersusun dari dua jenis tubuh ialah tubuh kasar dan tubuh halus, visible dan invisible, tubuh jasmani dan tubuh ruhani. Tubuh jasmani tersusun dari materi. Untuk memenuhi proses pertumbuhan dan kesehatan jasmaninya, dibutuhkan alat atau bahan yang tersusun dari materi, terdapat dijagat raya pula yang diolah oleh sinar matahari untuk kesempurnaan hidup tubuh jasmaninya.
Hakikatnya, kesehatan jasmani banyak bergantung pada pengaruh sinar matahari, maka tubuh ruhanipun memerlukan kesehatan untuk kebahagiaan hidupnya. Oleh karena tubuh ruhani bukan badan kasar yang tersusun dari materi, melainkan tubuh halus yang tersusun dari bion bion abstrak yang memiliki sinar gelombang pendek “mesa energi “, maka sudah sewajarnya makanan yang dibutuhkan ruhani bukan berupa materi atau pengaruh dari sinar matahari, melainkan makanan yang berupa sinar dari yang Maha Abstrak pula, yaitu sinar Allah.
Matahari yang menjadi pusat “planeten system” yang selalu memancarkan cahaya, maka sinarnya itu tidak sampai kealam dunia ini tanpa zat pembawanya (droogstof). Zat pembawa sinar matahari ke bumi kita ini tentu lebih halus lagi dari sinar matahari, bahkan lebih halus dari aether.
Matahari sinar Allah pun mempunyai zat pembawa zat. Zat pembawa sinar Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. ialah malaikat Jibril. Jadi Malaikat Jibril adalah merupakan zat pembawa wahyu. Karena wahyu itu dipancarkan oleh Yang Maha Suci, sudah tentu tidak akan turun kepada sebarang manusia, melainkan harus memancarkan kepada manusia yang suci pula ruhaninya dan yang “dikendakiNya”, dengan jalan saling menggetar yang dibawa Malaikat Jibril sebagai alat pengantar sinar, sebagaimana juga gelombang elektro magnetik jika menemui sesuatu yang mempunyai angka getaran dari elektron atau bion bion yang sama, maka elektron elektron tadi akan menggetar. Sinar Allah yang dibawa Malaikat Jibril itu menembus kedalam seluruh tubuh Nabi melalui badan rasa. Terus mengalir ke dalam badan nafsu, Ialu mengalir kedalam badan pikiran dan ke dalam badan akal, yaitu ruang yang mengatur jalannya pikiran dan melakukan perincian, yang aliran itu masing masing terlebih dahulu melakukan “process of relay” masuk kedalam badan badan budhi (de Geestelijke kracht).
Di dalam badan budhi lalu dihambat (dljemput) dan segera bion bion yang menyusun badan budhi Rasulullah melakukan peristiwa resonansi dengan Sinar Allah (Het Goddelijk Principe, De Geestelijke Essence, Het Levens Beginsel) yang akhirnya memancar mewujudkan firman firman yang menjadi dasar dari segala macam jenis Ilmu pengetahuan, baik yang eksak, abstrak, relatif abstrak , maupun yang absolut abstrak.
Dapat diibaratkan dengan lampu listrik, apabila arus listrik mengalir melalui alat penghambat (weerstand), maka ditempat itu timbul panas yang tingginya sesuai dengan besar penghambatan dan besarnya arus listrik. Derajat panas di dalam kawat tadi segera menjadi sangat tinggi dan akhirnya kawat itu menyala.
Semisal juga dengan sinar matahari yang menembus egosterin yang melekat pada lemak kulit tubuh “cholesterine” lalu berubah menjadi vitamin D yang berfaedah bagi pertumbuhan tulang belulang dalam tubuh.
Kalau sinar rontgen dapat digunakan untuk mengobati bermacam penyakit yang disebabkan infeksi, kuman kuman penyakit TBC, penyakit encok rematik dan kalau arus listrik diathermie dapat digunakan memberi badan “electronomi” atau untuk membakar “electro calgulatte” padahal daya daya dari sinar matahari, sinar rontgen dan sinar sinar lain tersebut, kesemuanya adalah berasal dari sinar sinar benda (materi), maka betapa maha hebatnya sinar Allah, yang dipancarkan atas pribadi Nabi Muhammad saw pasti tidak hanya menyimpan daya daya penyembuh atas segala macam penyakit jasmani dan ruhaniyah semata, melainkan sanggup pula memberikan kesejahteraan hidup bagi seluruh alam dan isinya. Lantaran sinar Allah itu berasal Zat Yang Maha Menghidupkan dan Memberikan hidup serta Kehidupan, yaitu pencipta segala otak dari sekalian alam, baik alam benda stoffelijk gebied, alam pikiran wereld van Gedachten en verbeelding”, alam angan angan “iden wereld”. alam ruhaniyah “Geesten Wereld” alam dengan empat ukuran, lima, enam dan sampai beberapa dimensi, alam Malakut dan alam tidak terbatas.
Demikian proses pancaran Cahaya-Nya yang dialirkan atas pribadi Rasulullah saw. yang ditugaskan menjadi Nabi atau Rasul untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.
Firman Allah Azza wa Jalla
“Wahai segenap manusia sudah datang kepadamu keterangan dari Tuhanmu dan Aku telah turunkan atasmu sinar yang terang benderang ” (Surat An Nisa ayat 174)
Terimakasih,sangat bermanfaat bagi saya.
ReplyDelete