Pada saat Allah menciptakan manusia dari tanah dan kemudian meniupkan Ruh-Nya kepada badan. Maka menjadilah manusia. Akibat dari bersatunya badan dan Ruh, sejak saat itu pula aktiflah jiwa manusia. Jiwa muncul akibat interaksi antara Ruh dengan badan. Jiwa dapat mengikuti petunjuk Ruh menuju pada kebaikan atau justru tertarik pada jasad dan terikat pada Panca Inderanya sehingga cenderung mempertuhankan hawa nafsu dan menggiring pada keburukan.
Jika kita perumpamakan aktifitas tubuh manusia, seperti: Robot, maka Ruh manusia bagaikan suatu operating system robot. Sementara jiwa sama halnya dengan program aplikasinya, dan pusat pengendalian program aplikasi tersebut berada di otak robot yaitu CPU. Dari pengandaian tersebut, jelaslah bahwa Jiwa itu bersemayam di Otak sebagaimana suatu program aplikasi yang bersemayam dan dikendalikan oleh CPU sebagai Otak komputer.
Otak adalah Pusat pengendali Panca Indera, pusat pemahaman dan analisa, pusat pengendali gerakan-gerakan organ-organ tubuh, pusat bahasa, pusat memori dan ingatan.
Berdasarkan pemahaman itu, kita tidak dapat mengelak lagi jika kekuatan Otak merupakan penentu kekuatan jiwa. Seseorang yang mengalami gangguan pada sel-sel otaknya, tentu akan terguncang kesehatan jiwanya. Entah besar atau kecil kerusakan sel-sel otak itu berdampak pada besar atau kecilnya gangguan kesehatan jiwanya. Orang yang bermasalah dengan jiwanya, kita sebut umumnya dgn istilah Gila, dalam penanganan medisnya melibatkan dokter jiwa atau dokter syaraf.
Pada saat Otak beristirahat atau tidur terlelap, maka Jiwa berada pada genggaman Allah, dan ketika kita bangun maka jiwa pun dikembalikan sehingga Otak berfungsi kembali untuk mengendalikan tubuh dan panca indera.
Allah MEMEGANG JIWA (orang) ketika matinya dan (memegang) JIWA (orang) yang belum mati DI WAKTU TIDURNYA; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah Bagi kaum yang berfikir.(Qs.Az Zumar 39:42)
Tidak satupun makhluk bergerak melainkan Dialah yang MEMEGANG UBUN-UBUNNYA. Sungguh, Tuhanku di jalan yang lurus.(Qs.11:56)
Pada saat kita terjaga, Otak berada dalam gelombang aktifitas penuh, panca indera bekerja maksimal. Sehingga Perhatian Jiwa yg bersemayam di otak lebih kepada hal-hal yang bisa ditangkap oleh indera. Sehingga jiwa berada dalam kesadaran inderawi, berkonsentrasi pada outer cosmos (dunia luar), dunia fisik.
Tetapi, kondisi ini ternyata malah tidak mengantarkan seseorang nge-match dengan alam semesta, melainkan terjebak pada kondisi di luar SERVICE AREA. Jiwa terkungkung oleh ke-diri-annya, kesadaran individual. Jiwa melalui otak hanya menyadari lingkungan sebatas kesadaran yang bersifat fisik.
Pada saat seseorang menutup mata, MENUTUP PANCA INDERA maka seseorang itu memasuki ke dalam diri, inner cosmos, dunia dalam. Jiwa tidak lagi sangat bertumpu kepada inderawinya. Jiwa melalui Otak memasuki wilayah ketaksadaran secara sadar sepenuhnya, tidur yang terjaga. Kondisi saat MENGANTUK, yang mana kondisi ini, kondisi yang MENENTRAMKAN, menenangkan.
(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu MENGANTUK sebagai suatu PENENTRAMAN dari-Nya...(Qs.8:11)
Hai Jiwa yang Tenang (Tentram)! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridho dan diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.(Qs.89:27-30)
No comments:
Post a Comment