Jika kita ingin melihat hakikat diri kita, kita harus melihat melalui Mata yang berbeda, melalui Penglihatan yang berbeda, mata inilah yang kita sebut Mata Kebijaksanaan, Mata Batin, Mata Surgawi, atau apa yang disebut Oleh Nabi Isa dengan Mata Tunggal.
"Jika Matamu Tunggal, seluruh tubuhmu akan penuh CAHAYA".
Apa maksudnya? Haruskah kita memasang mata kita dan menyatukannya seperti mata orang juling? Tidak, bahkan seperti itu kita tidak akan melihat CAHAYA.
Maka mata yang disebutkan dalam Kitab Suci bukanlah mata jasmani, tetapi Mata Batin, Mata Tunggal dalam kebijaksanaan, dalam kesadaran kita. Mata inilah yang dapat Melihat Cahaya.
Tapi mata ini sekarang telah buta, buta oleh hal - hal yang ada di luar diri.
“Sesungguhnya bukan MATA itu yang buta, tetapi yang buta adalah HATI yang ada di dalam rongga”. (QS.AI-Hajj:46)
Untuk membuka Mata/Pintu ini, kita harus menutup Pintu Panca Indera kita, Pintu yang mengarah kepada luar diri harus ditutup Mati, agar Pintu/Mata yang ada didalam batin menjadi Terbuka.
Satu-satunya sumber kebahagian ada dalam batin, maka kapanpun anda "berkonsentrasi", usahakan berhubungan dengan Sumber tersebut.
Hanya sebuah Pusat kecil yang didalam otak, ada disana, secara jasmani di dalam otak, setiap syaraf kecil dan pusat yang bertanggung jawab atas sesuatu di dalam diri kita-secara kejiwaan, emosi dan jasmani. Dan yang lainnya bertanggung jawab secara rohani atas pencerahan dan kebahagian abadi kita.
Ada pusat kecil, hampir ditengah-tengah otak jasmani, dari sini dan disini diatas kepala ke arah dalam dua pertiga kepala, Pusat Mata Kebijaksanaan pasti disana, di dalamnya. Bukan di dada, karena di dada adalah Pusat Perasaan.
Maka saat anda Melihat dengan Mata Kebijaksanaan, berarti anda berusaha berhubungan dengan Pusat itu. Walaupun hanya kadang-kadang saat anda berhubungan disana, hanya dalam beberapa detik, anda segera merasa berbeda, Ada Kilatan CAHAYA, sehingga anda merasa sangat gembira dalam waktu yang lama.
Tentunya anda tidak selalu dapat berhubungan dengan pusat itu. Atau anda tidak selalu secara sadar berhubungan dengan pusat itu. Tapi teruslah berlatih, itulah yang kita lakukan. Saya masih melakukannya, karena saya memerlukan kebahagian saya.
Dan tanpa latihan, seseorang tak akan mendapatkan Kemajuan Rohani.
No comments:
Post a Comment