Friday, 4 September 2015

BERAWAL DARI HUU



Dalam buku The Music of Life karya Hazrat Inayat Khan seorang sufi asal India yang banyak meneliti tentang muzik dan mistik suara, menulis, bahwa Sang Mahakuasa yang dipanggil dengan beragam nama dalam agama maupun aliran spiritual itu, bermuara pada satu sebutan yaitu Huu. Inayat menyimpulkan ini, setelah melakukan penjelajahan pengalaman dan pengamatan serius terhadap konsep suara. Baginya, kenyataan material maupun spiritual, berawal dari suara. Vibrasi yang merambat melalui ruang dan waktu memadat jadi bentuk-bentuk dan rasa-rasa. Maka suara menjadi dasar atas segala keadaan atau kejadian. Menjelma warna, kata juga benda-benda.

Huu adalah inti suara, lantas menlahirkan beragam keadaan, baik yang terdeteksi indera maupun yang bersifat spiritual. Pada kisaran frekuensi tertentu, suara mewujud menjadi kayu, besi, batu-batu dan semacamnya. Dalam fase yang lain, suara juga menjelma sebagai denyut perasaan, kegelisahan, amarah, kepedulian dan sebagainya. Hu merupakan awal dan akhir dari sebuah bunyi yang disebabkan pergerakan benda.

Pada pemahaman mistik sufisme yang didalami Inayat, Hu merupakan abstraksi dari apa yang disebut kehidupan. Termasuk desis nurani, ketika seseorang berdoa atau mengeluh. Nama dari semesta sesungguhnya, dan bukan buatan manusia.

Inayat lalu menarik tafsir, bahwa semangat ketuhanan, sebagaimana yang terekam pada narasi kitab suci, diperolehi melalui interpretasi atas suara kosmik. Intisari suara atau Hu adalah simbol abstrak yang berusaha di mengerti manusia dalam perjalanannya mengenal Sang Kuasa.

Yang dilakukan Inayat, sesungguhnya adalah menjabar pemahaman tentang konsep Tuhan, lewat jalur kebudayaan. Inayat tidak sedang bersimulasi sekadarnya. Dia pemusik, sufi sekaligus peneliti yang telaten dan tidak main-main. Dia menyelami lautan tanda tanya, untuk mengerti, apa yang sebenarnya di maksud dengan Tuhan itu.

Hu adalah sebuah kata dari bahasa sansekerta yang berarti “memohon, menyeru”. Tentunya, ini mencengangkan. Sebab memohon atau menyeru adalah kerja pada manifestasi suara, meski batin sekalipun.

Proto-Indo-Eropa, sebagai rumpun bahasa tua dunia, memiliki sebuah kosata yang menyerap lema Hu dengan ghut artinya “Sesuatu yang dipanggil”. Ketika diserap dalam Bahasa Proto-Germanic, ghut berubah menjadi guthan. Oleh bahasa Norse Tua, yang digunakan bangsa viking dibilangan Skandinavia, ghutan diserap menjadi Gud. Hingga menempel pada bahasa Inggris kuno sebagai God, yang berlaku hingga masa Inggris Modern. Semua mempunyai arti yang sama, yaitu “Sesuatu yang dipanggil, Sumber permohonan”. Kata God sendiri, untuk pertamakalinya digunakan pada manuskrip kuno, Codex Argenteus (silver book) pada abad ke-6 dalam bahasa Gothic, ditulis guĆ¾.

Terdapat pola saling jalin yang sinambung. Kata God yang dipakai hingga kini itu, merupakan jelmaan dari simpul temali bahasa yang sumbernya dari sanskrit. Huu telah mengalami evolusi eja dan tulis, terserap pada beragam bahasa, lalu memuncak padaGod yang tenar sebagai pembahasaan atas Sang Khalik.

Kata Hu juga turut mempengaruhi istilah penting lain. Sebutlah Human. Akarnya masih sama, berinduk kepada sansekerta. Merupakan gabungan dua kata yang saling melengkapi, Hu dengan arti seperti dijelaskan diatas dirangkai dengan kata Manu yang artinya “ciptaan, makhluk yang cerdas”. Tentu terdapat hubungan antara keduanya. Jika Hu diurai dengan penerjemahan lugas yang berarti “Pencipta”, lalu Manu adalah “ciptaan berdayapikir”, maka pengartian “Human” seperti pemahaman terkini, sudah cocok adanya.

Pada sisi yang lain, bahasa Indonesia juga mengenal kata “manusia” yang didalamnya terkandung Manu pula. Khusus untuk kata manusia, diserap utuh dari khasanah sanskrit, yaitu “Manusya” dengan arti yang sama dengan Human pada Bahasa Inggris. Manusya diterjemahkan sebagai Ciptaan yang berakal budi, Mankind.

Istilah Hu juga termaktub dalam mitologi-mitologi. Misalnya, Hikayat Tehuti di mesir kuno. Menurut cerita itu, Hu adalah penyuaraan “Mantra agung”, untuk memuja Kekuatan Supranatural tertinggi. Manuskrip Old Kingdom Pyramid texts, yang diperkirakan ditulis pada 400-2300 SM, menyebut kata itu dengan dengan ejaan “HW”dibaca “HU”. Tentu saja peneraannya menggunakan huruf hieroglyph. Mantra tersebut dimaksudkan untuk memuja sebuah “Ide besar, Penciptaan”. Dalam senirupa mesir kuno, ide besar penciptaan tadi dilambangkan dengan dengan Manusia berkepala burung. Perwujudan visual yang oleh orang Mesir dipanggil dengan nama Toth. Dikemudian waktu, kata ini diadopsi bahasa Inggris menjadi Thought, artinya memahami lewat pikiran.

Nama Tehuti, merupakan paduan dari tiga kata yaitu Te, Hu, dan Ti. Ketiganya berinduk pada bahasa Proto-Indo-Eropa. Te artinya “kamu”, kemudian bahasa inggris menyerapnya sebagai The. Deret selanjutnya, kata Hu, diartikan “Yang tak terjelaskan” dan terakhir, Ti artinya Dia. Sehingga lengkapnya, Te-Hu-Ti diterjemahkan menjadi “Kamu adalah HU”, “kamu adalah Dia”.

Mitologi Iran yang merupakan turunan budaya Persia juga menyinggung lema Hu pada simbol-simbol kebudayaannya. Sebut saja Huma, sebuah simbol tentang makhluk surgawi yang digambar menyerupai burung Phoenix. Kata huma dalam mitologi itu, berasal dari Humaya, bahasa iran kuno (Indo Iranian) yang merupakan gandengan dari dua kata, Hu yang berarti “Semangat Ilahiyah” dan Maya yang artinya air. Burung itu memang dimaknai sebagai lambang tentang arus spiritualitas yang bening mengalit seperti air , menuju Ilahi. Selain itu, pada masyarakat Iran kuno, Huma juga diapresiasi sebagai simbol keberuntungan.

Pada tradisi sufistik Iran awal, upaya-upaya pencapaian kebahagiaan dalam laku spiritual, diilustrasikan seperti halnya manusia yang berusaha meraih burung Huma. Dia yang berhasil menangkapnya akan bahagia juga beruntung.

Demikian pula, pada kisah-kisah lain yang tersebar didunia. Unsur Hu diambil untuk menandai sesuatu yang istimewa. Misalnya, Terompet Kresna dalam epos besar Mahabharata, di deskripsikan sebagai media untuk mendengungkan suara yang berbunyi Hu. Kosmologi Tibet juga menyertakannya, seperti yang dilukar oleh Giuseppe Tucci, peneliti kebudayaan dan sejarah tibet, yang menulis buku The Religions of Tibet. Dia melansir bahwa orang tibet mempercayai alam semesta tercipta dari “napas” Tuhan yang bernada “Hu Hu” sehingga seluruh karsaNya terbangun dengan indah.

Bahasa Indonesia, memilih kata Tuhan sebagai bahasa representasi atas eksistensi Sang Mahakuasa. Pada sebuah artikel yang pernah termuat di Harian Kompas, ahli bahasa Remy Sylado, menjelaskan dengan menarik mengenai riwayat kemunculan kata ini. “Tuhan” diambil dari kata “Tuan”. Terselipnya huruf “h” diantaranya adalah kasus biasa yang banyak terjadi dalam bahasa Indonesia. Seperti ‘asut’ menjadi ‘hasut’, ‘utang’ menjadi ‘hutang’, ‘empas’ menjadi ‘hempas’, ’silakan’ menjadi ’silakan. Menurut remy, ini terjadi seiring dengan kasus nominatif dan singularis dalam tatabahasa Sansekerta ke Kawi dan Jawa. Misalnya tertulis ‘hana’ dibaca ‘ono’, ‘hapa’ dibaca ‘opo’.

Adalah Melchior Leijdecker, seorang pendeta tentara yang berlatar pendidikan kedokteran, atas perintah VOC, yang menginisiasi pemisahan kata Tuhan dan tuan. Pada masa sebelumnya, Kata tuan, ditulis dalam ejaan kala itu , “toewan”, dimaknai ganda. Toewan bisa berarti Tuhan seperti yang dipahami sekarang, sekaligus “tuan” yang setara dengan kata majikan, pada konteks manusia. Lalu lewat pertimbangan Leijdecker, makna kedua kata itu dibedakan dengan jelas. Meskipun sama-sama bermakna sebagai sesuatu yang dijadikan curahan pengabdian, namun kata Tuhan kemudian menempati posisi tertinggi, dikarenakan sifat keilahian yang disematkan, sedang “tuan” dicukupkan pada konteks insani, makhluk ciptaan ilahi.

Lema tuan sendiri, bukan kata yang baru bagi penghuni kepulauan ini. Melayu menggunakannya, demikian pula Jawa. Setelah ditelusur, istilah itupun tidak murni satu lema, tapi merupakan gabungan dua kata yang induknya sama-sama ke sansekerta. Keduanya adalah Tu dan Van. Tu artinya Pemberi kasih sayang, yang oleh bahasa Ingris diterjemahkan dengan “God of Love”. Lalu bersertanya, kata “van” yang kemudian diserap menjadi “wan”, artinya “pujian”. Tuwan (toewan) pada perjalanannya, digunakan sebagai sapaan. Letaknya berada didepan nama seseorang yang dihormati. Semacam sebutan Paduka, Yang mulia, Yang tercinta atau Tulisan penyapa pada surat masa kini : Yang terhormat (Yth).

Konon, Tu adalah kata yang akrab dengan kebudayaan nusantara. Dugaannya, karena pengaruh paham “Kapitayan” yang disinyalir pernah besar dan dianut oleh sebagian besar penguhuni kepulauan ini dimasa lalu. Ajaran spiritual yang meyakini adanya Zat penguasa mutlak disifatkan sebagai “Tan Keno Kinoyo Ngopo”, tak bisa diperkirakan, tak mampu diapa-apakan. Bahkan, bisa jadi, “Tan Keno Kinoyo Ngopo” juga bermakna “Yang tak mampu dinamai” karena agung dan sucinya. Apakah pemaknaan ini juga yang mendasari kenapa para ahli bahasa sebelum Leijdecker kebingungan mencari padanan kata God ?

Manifestasi atas penyifatan adikodrati yang dianggap sumber segala sumber itu, terpancar pada segala hal yang punya unsur kata Tu dan To. Baik yang negatif atau positif, hakikinya berangkat dari awal yang sama. Pemeluk Kapitayan meyakini adanya kekuatan supranatural pada wa-tu, tu-gu, tu-lang, tu-nggul, tu-ban, tu-mbak, tu-nggak, tu-lup, tu-rumbuhan, to-san, to-pong, to-parem, to-ya. Saat melakukan ritual pemujaan, para penganut kapitayan juga menyediakan sesaji berupa tu-mpeng, tu-mbal, tu-mbu. Barangkali, sistem kepercayaan dan tatacara peribadatan seperti inilah, oleh para pelancong kemudian disebut sebagai animisme dan dinamisme.

Dari sebuah kata Hu kemudian hari orang mengenal God, kemudian Tu menjadi Tuwan hingga Tuhan. Layaknya resonansi ide yang menggelinding lalu setidaknya, beginilah gambaran, bagaimana kebudayaan dari masing-masing peradaban berusaha melakar misteri keberadaan Sang Pencipta, menafsirnya lewat nama-nama. Mencicil pemahaman tentang Tuhan melalui rangkai riwayat kata.



Dipetik dan diubahsuai daripada : http://sufirangga.blogspot.com

Wednesday, 22 July 2015

HAKIKAT SELAIN ALLAH

SELAIN ALLAH
itu adalah Hamba yang sama seperti kamu, dan bila ada Selain Allah maka Langit dan Bumi pasti sudah rusak binasa, Dan Selain Allah ada hanya karena Prasangka dan Praduga kita.

 Al A'raf:194 ﴿.......Selain Allah itu adalah Hamba yang serupa juga dengan kamu. 
 Al Anbiyaa:22 ﴿ Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan-Tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.
 Yunus:66 ﴿.......orang-orang yang menyeru Selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu keyakinan). Mereka tidak mengikuti kecuali prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga.

SELAIN ALLAH
Tidak memiliki seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu keberadaan pun dalam langit dan bumi. Dan Selain Allah tiada mempunyai apa-apa termasuk dirinya walaupun setipis kulit ari. 

 Saba':22 ﴿Katakanlah: "Panggillah kamu Selain Allah, mereka tidak memiliki seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu keberadaan pun dalam langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya. 
 Faathir:13 ﴿........Dan orang-orang yang kamu seru Selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. 

SELAIN ALLAH
Tidak bisa Lepas dan Lari dari Allah

 Huud:20 ﴿ Orang-orang itu tidak mampu melepaskan diri di bumi ini dan sekali-kali tidak ada bagi mereka selain Allah, Penolong Siksaan yang dilipat gandakan kepada mereka. Mereka tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka tidak dapat melihat(nya). 
( Al 'Ankabut:22 ﴿
Dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri di bumi dan tidak (pula) di langit dan sekali-kali tiadalah bagimu pelindung dan penolong selain Allah
 Asy Syuura:31 ﴿Dan kamu tidak dapat melepaskan diri di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindung dan tidak pula penolong selain Allah
 Al Jin:22 ﴿Katakanlah: "Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorangpun dapat melindungiku dari Allah dan sekali-kali aku tiada akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya.

SELAIN ALLAH
Itu Batil, dan yang Batil pada hakikatnya Lenyap, Dan Hanya Dialah Allah Yang Haq.

 Al Hajj:62 ﴿(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. 
 Luqman:30 ﴿Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru Selain Allah itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. 
(Al Israa':81 ﴿Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil adalah lenyap. 

Maka Janganlah Mempersekutukan, menduakan, Menganggap Selain Allah itu Ada. Karena Selain Allah kita anggap ada hanya Prasangkaan dan Pradugaan kita Saja.

 An Nisaa:116 ﴿Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. 
 Ali Imran:64 ﴿------ Tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan Sesuatupun dan Tidak Sebagian kita menjadikan Sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah"
 Yunus:66 ﴿.......orang-orang yang menyeru Selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu keyakinan). Mereka tidak mengikuti kecuali prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga.

Friday, 17 July 2015

Huu adalah Sumber Suara

Ketika Hu Keluar dari dirimu, maka kamu akan melupakan Dia.
Perhatikanlah.
Ketika kamu Mengejek Seseorang maka akan Timbul Suara Huuuuuuu.
Ketika Kamu Mengeluh maka akan Timbul Suara Huuh.

Tapi,
Ketika Hu Masuk Kedalam dirimu,
Maka kamu akan merasakan bahwa Dia akan Bersamamu.
Perhatikanlah,
Saat Kamu BerPasrah diri, berusaha Menenangkan diri mendekat Kepada Dia dan Menghirup Nafas yang Dalam maka akan Timbul dengan sendirinya Suara Huu dan saat mengeluarkan Nafas akan Timbul Suara Allah.

Monday, 6 July 2015

PUASA ITU SEPERTI ALAS KAKI

Di Bulan Ramadhan ini, banyak orang ingin Menutup warung - warung makanan dengan Paksa.
Apakah Mereka itu ingin Menutup Warung - warung Makanan diseluruh dunia ini, agar Puasanya tidak batal ? itu Tidak Mungkin !

Renungkanlah;

Apakah engkau ingin melapisi seluruh Bumi ini dengan Permadani, atau
Apakah engkau hanya melapisi Kaki mu saja dengan sandal, untuk Melindungi kakimu supaya tidak Kotor.

Puasa itu adalah Benteng, seperti alas Kaki atau Sandal.
sehingga Kaki atau diri kita terlindungi, bersih tidak Kotor.

Wednesday, 1 July 2015

BER-TUHAN ADALAH FITRAH MANUSIA

FITRAH MANUSIA SAAT DI DALAM KANDUNGAN IBU


“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku Ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan). Atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami Telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami Ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami Karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu”( QS. Al a’raf : 172-173).

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S Ar-Ruum: 30)

FITRAH MANUSIA UNTUK BER-TUHAN SAAT LAHIR DI DUNIA INI

''manusia diciptakan dalam keadaan lemah (Surat An-Nisa, 4: 28)
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.
QS. al-Ma’arij (70) : 19-21
Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam keadaan susah payah. Apakah manusia mengira tidak ada sesuatupun yang berkuasa di atasnya?(Qs. Balad 90:4-5] 


Fitrah Manusia ingin Ber-Tuhan, karena Manusia Diciptakan Lemah, Susah payah, dan keluh Kesah. sehingga Berkencendrungan untuk Mencari sesuatu yang bisa Melindunginya, Mengabulkan segala keinginannya, menghilangkan segala Kesulitannya.


FITRAH MANUSIA SAAT DALAM KETAKUTAN


"Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)." (QS. Al-Ankabut: 65) 

“ Katakanlah: “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdo`a kepada-Nya dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut (dengan mengatakan): “Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.” Katakanlah: “Allah menyelamatkan kamu daripada bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya.”(QS.Al-AnĆ”m(6):63-64)


Jadi, Fitrah Manusialah yang berkehendak dan bercenderung Kepada Allah.

Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS.Al Fathir,35: 15)

Sunday, 28 June 2015

TAHUKAH ENGKAU APAKAH SEBENARNYA LAILATUL QODAR ITU?

Bagaimana kita akan mendapatkan Lailatul Qodar, kalau Lailatul Qodar sendiri tidak kita ketahui itu apa lailatul Qodar?

Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penuh hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami.(QS. Ad Dukhan:3-5 )

“Sesungguhnya Aku (Allah) turunkan al Qur’an di malam “Lailatul Qadar “. Tahukah engkau apakah sebenarnya Lailatul Qadar itu. Lailatul Qadar adalah lebih baik dari pada 1.000 (seribu) bulan. Di malam itulah turun para malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhan mereka untuk segala urusan sejahtera pada malam itu hingga TERBIT CAHAYA fajar. ” (AI Qur’an surat al Qadar ayat 1 5).

Di malam itulah turun para malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhan.
untuk apa para malaikat turun, apalagi malaikat jibril?
Malaikat Jibril turun Membawa Alquran untuk orang yang mendapatkan lailatul qodar.

Ada orang bertanya; Alquran kan sudah Turun, kok diturunkan lagi?
Jawabnya; Alquran sudah turun kepada nabi Muhammad, tapi belum turun kepada dirimu.
yang selama ini engkau lihat adalah kitab/Buku Alquran, bukan Alquran.

Kitab Alquran akan menjadi Alquran setelah Turun ke dalam Hatimu. jadi selama dia belum masuk ke dalam Hatimu maka dia hanya sebagai Buku atau Kitab saja.

Pahamilah Ayat ini;
”…. Jibril, maka dialah yang menurunkannya ke dalam hati kamu, dengan izin Allah, menge-sahkan apa yang sebelumnya, dan petunjuk, dan berita gembira bagi orang-orang mukmin.” (2:97)

"Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkan (didadamu) dan membuatmu memahaminya.(QS.Al Qiyamah 17-18)

Iya, Jibril menurunkan Alquran ke dalam Hati kamu, Menge-Sah-kan apa yang sebelumnya sudah ada yaitu Kitab Alquran untuk masuk ke Dalam Hati kami, sehingga menjadi Petunjuk dan berita genbira bagi kamu.

LAILATUL QODAR ADALAH MALAM TURUNNYA ALQURAN,
BARANG SIAPA MENDAPATKAN LAILATUL QODAR MAKA DIA AKAN MENDAPATKAN ILMU DALAM MEMAHAMI ALQURAN.
"janganlah kamu tergesa-gesa membaca Alquran sebelum disempurnakan me-wahyu-kannya kepadamu,dan katakanlah;wahai Tuhanku,Tambahkanlah kepadaku ilmu.(Qs.20:114)

"Bacalah dengan meyebut nama tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan Kamu dari segummpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia ) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui”.(QS. Al alaq: 1 - 5)

Imam Syafi`i berkata,  
“Aku mengadukan perihal keburukan hafalanku kepada guruku, Imam Waki’ bin Jarrah. Guruku lalu berwasiat agar aku menjauhi maksiat dan dosa. Guruku juga berkata, ‘Muridku, ketahuilah bahwa ilmu itu adalah Cahaya. Dan Cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang-orang yang suka berbuat maksiat.’”

Ibn Al-Qayyim menulis bahwa, 
“Sesungguhnya ilmu adalah Sinar yang diletakkan oleh Allah di dalam hati, sedangkan maksiat memadamkan sinar tersebut”

Jadi Tahanlah Nafsu Panca inderawimu, Bersihkan Pikiranmu, dan Sucikan Hatimu.
Maka Cahaya Malaikat akan mendatangimum sehingga engkau akan mendapatkan Cahaya Ilmu, Cahaya Alquran. Cahaya Seribu Bulan, Cahaya Lailatul Qodar.

“Dahulu kamu tidak mengetahui apa itu al-Kitab dan apa pula iman, akan tetapi kemudian Kami jadikan hal itu sebagai Cahaya yang dengannya Kami akan memberikan petunjuk siapa saja di antara hamba-hamba Kami yang Kami kehendaki.” (QS. asy-Syura: 52)

Monday, 22 June 2015

Membelenggu Setan, Menutup Pintu neraka, Membuka Pintu Surga

iriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda: "Apabila bulan Ramadhan tiba, Pintu-Pintu surga dibuka, Pintu-Pintu neraka ditutup, dan setan-setan diikat/dibelenggu".
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 1899)

Bulan ramadhan adalah bulan untuk ber-Puasa menahan hawa nafsu yang datang dari inderawi - inderawi kita.
1. Mulut kita menahan makanan dan minuman, menahan perkataan yg buruk sehingga kita bisa mengendalikannya utk berkata-kata yg baik.
2. hidung kita, menahan bau-bauan dari makanan dan minuman, menahan bau aroma dunia.
3. Mata kita, menahan Pandangan terhadap dunia ini, menahan pandangan dari hal-hal yg haram menuju hal-hal halal supaya tidak menimbulkan hawa nafsu.
4. Telinga kita, menahan Pendengaran dari dunia ini dari bisikan-bisikan Syetan, agar tidak timbul keinginan-keinginan hawa nafsu.

Maka Janganlah kita Ber-Puasa hanya Menahan apa yang Masuk Ke-Dalam Mulut saja, tapi juga Ber-puasalah dengan Menahan apa yang Masuk ke-Dalam Telinga, Mata, dan Hidung.

Inderawi - inderawi kita adalah Pintu - Pintu, Pintu - Pintu yang bisa membawa kita kepada Neraka, tapi inderawi-inderawi kita juga bisa menjadi Pintu-pintu yg bisa membawa kita menuju ke Surga.

Dengan ber-Puasa Indera-Indera kita yg mempunyai jumlah 7 lubang Pintu, bisa kita kendalikan sehingga kita bisa menutup Pintu-Pintu inderawi yang mengarah pada Neraka, dan Membuka Pintu-Pintu inderawi menuju ke Surga, yang terbebas dari belenggu Hawa, nafsu, Dunia, dan Syetan.

Allah ta'ala berfirman;
Dan Tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan Mendatangi Neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang sudah ditetapkan.(Qs. Maryam: 71)

Dan Firman Allah;
Jahanam itu memiliki Tujuh Pintu.(Qs.Al Hijr: 44)

Ketahuilah Neraka itu hakikatnya ada di Hatimu yang memiliki Tujuh Pintu indrawimu. Karena dari Tujuh pintu lobang indrawimu itulah yang membuat Masuknya Hawa nafsu menuju Hatimu, sehingga dirimu menjadi Tersiksa.

Ketahuilah Penyebab seorang manusia disiksa karena keadaan Hatinya. Karena di dalam Hati ada bisikan, ada keinginan dan cita - cita, dan ada lintasan gambaran - gambaran dunia dari indrawi. Artinya Perbuatan dosa yang menyebabkan manusia Tersiksa itu diawali dari Hati kemudian dilanjutkan oleh niat dan diwujudkan dalam perbuatan.

Sunday, 21 June 2015

TUJUAN PUASA UNTUK TAKWA

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Puasa menahan hawa nafsu menuju Takwa.

1. Syetan, Dunia, Hawa, Nafsu tempat masuknya melalui Panca Indera.

Syetan masuk melalui Pendengaran.

"Maukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapa Setan-Setan itu turun? Mereka turun kepada setiap pendusta yg banyak dosa, mereka Menghadapkan PENDENGARAN (kepada Setan) itu, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta."(Qs.26:221-223)

Dunia, Hawa dan Nafsu datang melalui pintu indera lainnya.

"Di jadikan terasa indah dalam Indrawi manusia cinta terhadap apa yang di inginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yg bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup Dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yg baik."(Qs.3:14)
"....Janganlah kedua Matamu berpaling dari mereka karena mengharap perhiasan kehidupan Dunia, dan janganlah engkau mengikuti orang yg Hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti Hawa Nafsunya dan keadaannya sudah melewati batas."(Qs.18:28)
"Dan janganlah engkau Tujukan pandangan Matamu kepada kenikmatan yg telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, bunga kehidupan Dunia. Agar Kami uji mereka dgn itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal."(Qs.20:131)
"Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikannya dgn itu, tetapi dia (melalui Panca indera) cenderung kepada Dunia dan mengikuti Hawa nafsunya,....(Qs.7:176)

2. Agama (Addin) tempatnya di Akal.

"Sesungguhnya Agama bagi orang yang ber-akal."(Al Hadits)
"Katakanlah; marilah aku bacakan apa yg diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dgn apapun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yg memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, janganlah kamu mendekati perbuatan yg keji, baik yg terlihat ataupun yg tersembunyi, janganlah kamu membunuh yg diharamkan Allah kecuali dgn alasan yg benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu menggunakan Akal."(Qs.6:151)
"Dan jika kamu bertanya kepada mereka, Siapakah yg menurunkan air dari langit lalu dgn itu dihidupkannya bumi yg sudah mati? Pasti mereka akan menjawab; Allah. Katakanlah; segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak menggunakan Akal.(Qs.29:63)

3. Islam tempatnya di Dada (Shudur).

"Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah, Dia akan membukakan Dada (Shudur) nya untuk Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya sesat, Dia jadikan Dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia mendaki ke langit....(Qs.6:125)
".....orang-orang yang dibukakan Dada (Shudur) nya oleh Allah untuk Islam, dia mendapat Cahaya dari Tuhannya...."(Qs.39:22)

4. Iman tempatnya di Hati (Qolbu).

"....Orang-orang yg mengatakan dgn mulut mereka; kami telah beriman. Padahal Qolbu (Hati) nya belum beriman...."(Qs.5:41)
"Sesungguhnya orang-orang yg beriman adalah mereka apabila diingatkan kepada Allah, gemetar Qolbu (Hati) nya...."(Qs.8:2)
"Orang-orang yg beriman dan Qolbu mereka menjadi tentram dgn mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah Qolbu menjadi tenteram."(Qs.13:28)
"....Orang-orang yg tidak beriman kepada Akhirat, Qolbu mereka mengingkari, dan mereka adalah orang yg sombong."(Qs.16:22)
"Dialah yg telah menurunkan ketenangan ke dalam Qolbu orang-orang beriman untuk menambah keimanan atas keimanan mereka...."(Qs.48:4)
"Orang-orang Arab Badui berkata; kami telah beriman. Katakanlah; kamu belum beriman, tetapi katakanlah; kami telah tunduk, karena Iman belum masuk ke dalam Qolbu (Hati) mu....(Qs.49:14)

5. Ihsan tempatnya di Fuad (Mata Hati).

"Fuad (Hati) nya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.(Qs.53:11)
....Ihsan adalah beribadahlah kamu seakan-akan Melihat Allah.....(HR. Muslim)

6. Takwa tempatnya di Lubb (Akal Hati).

"....Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah Takwa. Dan ber-Takwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai Lubb! (Qs.2:197)
"....maka ber-Takwa-lah kepada Allah wahai orang-orang yang mempunyai Lubb, agar kamu beruntung.(Qs.5:100)
"....Maka ber-Takwa-lah kepada Allah wahai orang-orang yang mempunyai Lubb! Orang-orang yang beriman. Sungguh, Allah menurunkan peringatan kepadamu.(Qs.65:10)

".....Sungguh, yang paling Mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang Paling ber-Takwa.....(Qs.49:13)

Saturday, 20 June 2015

PUASA UNTUK MENAHAN HAWA NAFSU

Bulan ramadhan adalah bulan untuk ber-Puasa menahan hawa nafsu yang datang dari inderawi - inderawi kita.

1. Mulut kita menahan makanan dan minuman, menahan perkataan yg buruk sehingga kita bisa mengendalikannya utk berkata-kata yg baik.

2. hidung kita, menahan bau-bauan dari makanan dan minuman, menahan bau aroma dunia.

3. Mata kita, menahan Pandangan terhadap dunia ini, menahan pandangan dari hal-hal yg haram menuju hal-hal halal supaya tidak menimbulkan hawa nafsu.

4. Telinga kita, menahan Pendengaran dari dunia ini dari bisikan-bisikan Syetan, agar tidak timbul keinginan-keinginan hawa nafsu.



Maka Janganlah kita Ber-Puasa hanya Menahan apa yang Masuk Ke-Dalam Mulut saja, tapi juga Ber-puasalah dengan Menahan apa yang Masuk ke-Dalam Telinga, Mata, dan Hidung.



Inderawi - inderawi kita adalah Pintu - Pintu, Pintu - Pintu yang bisa membawa kita kepada Neraka, tapi inderawi-inderawi kita juga bisa menjadi Pintu-pintu yg bisa membawa kita menuju ke Surga.



Dengan ber-Puasa Indera-Indera kita yg mempunyai jumlah 7 lubang Pintu, bisa kita kendalikan sehingga kita bisa menutup Pintu-Pintu inderawi yang mengarah pada Neraka, dan Membuka Pintu-Pintu inderawi menuju ke Surga, yang terbebas dari belenggu Hawa, nafsu, Dunia, dan Syetan.



Allah ta'ala berfirman;

Dan Tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan Mendatangi Neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang sudah ditetapkan.(Qs. Maryam: 71)



Dan Firman Allah;

Jahanam itu memiliki Tujuh Pintu.(Qs.Al Hijr: 44)



Ketahuilah Neraka itu hakikatnya ada di Hatimu yang memiliki Tujuh Pintu indrawimu. Karena dari Tujuh pintu lobang indrawimu itulah yang membuat Masuknya Hawa nafsu menuju Hatimu, sehingga dirimu menjadi Tersiksa.



Ketahuilah Penyebab seorang manusia disiksa karena keadaan Hatinya. Karena di dalam Hati ada bisikan, ada keinginan dan cita - cita, dan ada lintasan gambaran - gambaran dunia dari indrawi. Artinya Perbuatan dosa yang menyebabkan manusia Tersiksa itu diawali dari Hati kemudian dilanjutkan oleh niat dan diwujudkan dalam perbuatan.

KENAPA PUASA DILAKUKAN SIANG HARI ?

Pada saat siang hari Kemampuan Panca inderawi Meningkat, sehingga seseorang lebih banyak disibukkan dengan hal-hal di luar dirinya. yang menyebabkan dia berada dalam kesadaran inderawi, terkurung dalam hawa nafsu inderawi.

Ketika seseorang berada pada kesadaran inderawinya, maka ia memperoleh nuansa
pemahaman terhadap segala yang terjadi sangat 'riil'. Dan cenderung
materialistik.

Seringkali, di antara kita bertumpu kepada kemampuan inderawi secara berlebihan.
Kadang kita hanya percaya kepada sesuatu jika sesuatu itu bisa dijangkau oleh
indera. Kita hanya bisa memahami jika telah melihat dengan mata kepala sendiri,
atau telah mendengarnya, mencium dan merasakannya. Sesuatu yang tidak terdeteksi
oleh panca indera, bakal tidak kita akui sebagai keberadaan. Atau setidak-tidaknya, kita tidak merasa perlu untuk memikirkannya, dan kemudian mengacuhkannya.

Orang yang demikian sebenarnya telah terjebak pada pola pikir materialistik dan selalu mengikuti hawa nafsu.

Maka dari itu, pada siang Hari kita disuruh Ber-Puasa agar kita menahan dan mengendalikan Hawa Nafsu.
Puasakanlah Panca inderawimu yaitu Pendengaran, Penglihatan, Penciuman, Perkataan dan Perasaan. sehingga diri terbebas dari hawa nafsu dan mendapat Cahaya-Nya yang tersembunyi (Nurul Jannah).

Qs.79:40-41;Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan MENAHAN DIRI DARI HAWA NAFSUNYA, MAKA SUNGGUH, (NURUL) JANNAH LAH TEMPAT TINGGAL(NYA).

Wednesday, 17 June 2015

PUASA; SHIYAM, SHAUM, SHAIM

Di dalam alquran Kata yang Berkaitan dengan Puasa, memiliki 3 Kata, yaitu Shiyaam, Shaum, dan Shaaim.

SHIYAAM
Ada 8 kali kata “shiyaam” terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 183, 187 (dua kali), dan 196, surat an-Nisa’ ayat 92, surat al-Maidah ayat 89 dan 95, dan surat al-Mujadilah ayat 4.

Jika diperhatikan, 8 kali kata “shiyaam” semuanya menunjuk pada puasa dalam arti menahan diri dari makan, minum, dan “bercampur”. 
Sebuah bentuk puasa yang “terlalu mudah” bagi sebuah proses yang target akhirnya adalah pencapaian taqwa. 

SHAUM
Ada 1 kali kata “shaum” terdapat dalam surat Maryam ayat 26.
“Katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernadzar Shaum untuk Yang Maha Pengasih, maka aku tidak berbicara dengan seorang manusia pun pada saat ini.”

Kata Shaum Di alquran Berkaitan dengan Puasa Panca Indera;
Puasa Pendengaran, 
Puasa Penglihatan,
Puasa Penciuman, 
dan Yang Paling Terpenting adalah Puasa Perkataan.
Karena Perkataan lah yang bisa Menyakiti orang lain, Perkataan pula bisa mendatangkan kemarahan, dan lain-lain.

Jadi, Selain Kita Ber-Shiyam, maka kita juga Di haruskan untuk Ber-Shaum.


SHAAIM
Dan ada 1 kali kata “shaaim” terdapat dalam surat al-Ahzab ayat 35.
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang (1) Ber-Islam, laki-laki dan perempuan yang (2) ber-iman, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam (3) keta’atannya, laki-laki dan perempuan yang (4) benar, laki-laki dan perempuan yang (5) sabar, laki-laki dan perempuan yang (6) khusyu’, laki-laki dan perempuan yang (7) bersedekah, laki-laki dan perempuan yang (8) berpuasa, laki-laki dan perempuan yang (9) memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak (10) mengingat Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

Dalam Tingkatan Kedudukan Seseorang yang mendapat ampunan dan balasan dari Allah, maka Puasa Menduduki Tingkatan Ke Delapan, Setelah Islam, Iman, Benar, Sabar, Khusyu', sedekah, Baru Kemudian Puasa. dan kedudukan Orang yang Ber-puasa harus meningkat lagi Menjadi Orang yang Memelihara Kehormatan/Kesucian/Kemuliaan dirinya, dan Setiap saat Mengingat Allah.